Page 145 - untitled
P. 145

d.  Muspa: kakawin Mredu Komala dan kakawin Totaka.
                   e.  NunasTirtha: kidung Wargasari, Pupuh Adri, dan Rare Kadiri.
                   f.  Maprani: kidung Wargasari dan kidung Warga Sirang.

                   g.  Nyineb (mengakhiri Upacara): kidung Warga Sirang.


                   2.  Kidung Rsi Yadnya






















                                 Gambar 4.18 Upacara Padiksan yang diiringi Kidung Rsi Yadnya

                   Kidung Rsi Yadnya pada    umumnya menggambarkan kesucian, ajaran ke-
                   Tuhanan, ajaran kelapasan, dan menggambarkan swadharma  seorang
                   Sulinggih  (orang suci). Kidung Rsi Yadnya membangun suasana agung,

                   berwibawa, dan suasana kekhusyukan.

                       Kidung ini saat upacara Rsi Yadnya kadangkala menggunakan wirama
                   atau kakawin. Bedanya ketika dijadikan sebagai kidung, wirama itu
                   dilantunkan bersama tanpa diisi terjemahannya. Wirama         dinyanyikan
                   dengan nada yang panjang, namun tetap mengikuti aturan Guru-Laghu-nya.

                   Untuk upacara Rsi Yadnya biasanya dilantunkan kidung Palu Gangsa, Rsi
                   Bojana, Bramara Sangupati, dan Wilet Mayura. Sementara untuk upacara
                   Diksa menggunakan kidung Rara Wangi.


                   3.  Kidung Manusa Yadnya

                   Kidung Manusa Yadnya sangat banyak jumlahnya dan biasanya menggunakan
                   kidung-kidung klasik di era Kerajaan Kediri, Singosari, dan Majapahit. Kisah




                                                                       Bab 4 Dharma Gita  | 129
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150