Page 28 - BAB VII - LARUTAN
P. 28
W = massa solut (gram)
Mr = Mr solut
P = massa pelarut (gram)
Kb = kenaikan titik didih molal pelarut
i = faktor Van‘t Hoff
d. Tekanan Osmosik (π)
Bila larutan dalam air dipisahkan dengan air murni oleh suatu membran
semipermeabel, maka terjadi aliran molekul – molekul air ke dalam larutan. Membran
semipermeabel ialah membran yang hanya dapat dilewati oleh molekul-molekul pelarut
tetapi dapat dilewati oleh molekul-molekul zat terlarut.Tekanan yang harus diberikan
kepada larutan, yang di pisahkan dari pelarutnya agar tidak terjadi osmose disebut
tekanan osmose. Tekanan Osmose tergantung beberapa faktor, tetapi tidak tergantung
dari jenis membran, bila membran ini benar–benar semipermeabel. Alat untuk mengukur
tekanan osmose telah di kembangkan oleh para ahli, dan saat ini telah di dapatkan alat-
alat yang dapat dipakai untuk menliti tekanan osmose sampai 150 – 270 atm.
Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan
secara spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-
molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer kelarutan yang lebih pekat. Proses
osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan konsentrasi antara dua
larutan yang saling berhubungan melalui membran. Gaya yang diperlukan untuk
mengimbangi desakan zat pelarut yang mengalir melalui selaput semipermeabel ke
dalam larutan disebut tekanan osmosis larutan. Hubungan tekanan osmosis dengan
kemolaran larutan oleh Van‘t Hoff dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat
menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran
semi permeabel (proses osmosis).
Menurut Van't Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = , maka :
= n/V R T = C R T untuk larutan non elektrolit
= C. R . T . i untuk larutan elektrolit