Page 18 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 18
Apakah karena kita lebih benar? Apakah
karena kita lebih suci? Atau sebenarnya karena
kita menikmati sensasi melihat orang lain jatuh?
Jika jawabannya yang terakhir, berarti kita
sedang menggadaikan kemanusiaan kita demi
hiburan murah di dunia maya.
Fenomena netizen yang mendadak jadi hakim
adalah cermin dari wajah masyarakat kita hari
ini: penuh amarah, haus sensasi, dan lupa
empati. Semua orang ingin bersuara, tapi tidak
semua orang siap bertanggung jawab atas
kata-katanya.
Bab-bab berikutnya akan membongkar lebih
dalam: mengapa budaya hujat begitu mengakar,
bagaimana dampaknya bagi korban, dan
bagaimana kita bisa keluar dari lingkaran setan
ini.
Namun sebelum melangkah lebih jauh, mari
kita renungkan kembali:
Berhenti Menjadi Hakim Layar| 18

