Page 5 - BAHASA INDONESIA
P. 5
Sumatra atau kata tentera di samping tentra, dan kata terampil di samping trampil, ada
bunyi |e| pepet yang disisipkan di tengah kata.
2.5. Perpaduan Konsonan
Dua konsonan yang bersebelahan digantikan dengan satu konsonan yang
mempunyai ciri yang sama dengan kedua konsonan asal. Jadi, perpaduan mencakup
semacam asimilasi. Contoh lain untuk perpaduan konsonan ialah :
- Konsonan plus bunyi hambat glosal berpadu menjadi konsonan yang diglotalisasi
- Konsonan plus y menjadi konsonan yang dipalanalisasi
- Konsonan plus w menjadi konsonan yang dilabialisasi
- Konsonan plosif plus konsonan frikatif menjadi konsonan afikat.
Dalam bahasa Inggris, t, d, s, dan z pada akhir morfem dan y yang mengikutinya
diganti dengan konsonan frikatif palato alveolar. Kasus ini terutama tampak jelas
V
sebelum sufiks –ion, contoh, relate, relation [ral e y ∂n] ; evade, evasion
s
V V
[av e y ∂n] regress, regression [ragre ∂n] ; confuse, confusion [k∂nfyz s u wz∂n].
2.6. Perpaduan Vokal
Bunyi ai, au dalam bahasa Indonesia menjadi e, dan o. Vokal yang dihasilkan ini
mempunyai posisi depan, tidak bulat, dan vokal sedang. Oleh karena gugus vokal telah
berkontraksi menjadi satu vokal, bentuk silabel yang baru itu menjadi lebih sederhana.
Contoh : cabai → cabai
taubat → tobat
pantai → pante
2.7. Perpaduan Vokal dan Konsonan belum dijumpai dalam bahasa Indonesia
2.8. Perubahan Kelas Utama juga belum dijumpai dalam bahasa Indonesia
2.9. Metatesis
Metatesis adalah letak dua segmen dapat dipertukarkan, atau mengubah urutan
fonem yang terdapat dalam suatu kata. Lazimnya, bentuk asli dan bentuk metatesisnya
sama-sama terdapat dalam bahasa tersebut sebagai variasi. Dalam bahasa Indonesia kita
temukan bentuk sapu, ada bentuk apus dan usap, selain berantas ada banteras ; selain
jalur ada lajur.
3. PELEMAHAN DAN PENGUATAN
Tidak semua perubahan dalam struktur silabel selalu berakibat struktur silabel
yang lebih sederhana. Struktur silabel akan menjadi lebih kompleks, misalnya, jika vokal
dalam konfigurasi KVKV yang asli dilesapkan, sehingga dua konsonan itu berjejer.
Pelepasan demikian sering disebabkan oleh segmen yang menduduki posisi lemah dalam
silabel itu. Dalam proses-proses berikut, faktor yang penting ialah pelemahan, dan setiap
perubahan dalam struktur silabel adalah insidental (tidak penting).
5
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara