Page 7 - BAHASA INDONESIA
P. 7
topan → taupan
4. NETRALISASI
Netralisasi adalah proses yang pembedaan fonologisnya dihilangkan dalam
lingkungan tertentu. Jadi, segmen-segmen yang lebih kontras dalam satu lingkungan
mempunyai representasi yang sama dalam lingkungan netralisasi (Sanford A. Schane,
1992 : 61).
4.1. Netralisasi Konsonan
Contoh dalam bahasa Belanda yang terdapat pada akhir kata yaitu kata hard |hart|
‘keras’ dan hart |hart| ‘jantung’ pelafalannya sama, karena dalam bahasa ini konsonan
letupan bersuara |d| pada akhir kata tidak mungkin, jadi terpaksa berubah menjadi
konsonan homorgan tak bersuara yaitu |t|. Oposisi antara |d| dan |t| adalah perbedaan tak
bersuara dan bersuara. Pada akhir kata untuk konsonan letupan dan sebenarnya juga
untuk konsonan frikasif, oposisi itu dinetralisasikan menjadi tak bersuara. Jadi adanya |t|
pada akhir kata hard ‘keras’ adalah hasil ‘netralisasi’.
4.2. Netralisasi Vokal
Dalam bahasa Perancis, semua vokal nasal adalah vokal rendah. Vokal-vokal oral
yang berbeda bisa mempunyai pasangan vokal nasal yang sama. Jadi, untuk vokal nasal,
ada netralisasi ketinggian lidah.
Contoh : finεs ‘kebaikan’
f ε ‘baik’ (maskulin)
s∂rεn∂ ‘tenang’ (feminim)
s∂r ε ‘tenang’ (maskulin)
BAB III
KAIDAH-KAIDAH FONOLOGIS
Kaidah fonologis dalam kata lembab berubah menjadi lembap
[+ suara] → [- suara] / - #
Kata Sabtu berubah menjadi Saptu
[+ suara] → [- suara]
Konsonan|b| di tengah kata [Sabtu] bersuara berubah menjadi konsonan |p| di
tengah kata |Saptu| tak bersuara.
Kaidah fonologis pelepasan konsonan (apokope) di akhir kata atau penghilangan
fonem di akhir kata.
Contoh : kata tidak menjadi tida (dialek)
import menjadi impor
eksport menjadi ekspor
K → φ / - #
y
Kaidah fonologis dalam bahasa Indonesia pada kata dia [di a] adalah vokal
tinggi menjadi bunyi luncuran apabila diikuti oleh vokal.
7
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara