Page 163 - Kewirausahaan - Mashur Razak
P. 163

Urgensi Adversitas Dalam Wirausaha                         151




               pendakiannya. Karena, yang dimaksud dengan pendakian
               adalah pertumbuhan dan perbaikan  seumur hidup pada
               diri  seseorang  (Stoltz,  2000).  Climbers, atau si pendaki,
               adalah  untuk orang yang seumur  hidup membaktikan
               dirinya pada pendakian. Tanpa menghiraukan latar
               belakang, keuntungan atau kerugian, nasib buruk atau
               nasib baik, terus mendaki.  Climbers adalah pemikir yang
               selalu memikirkan  kemungkinan -kemungkinan, dan
               tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat
               fisik  atau  mental,  atau  hambatan  lainnya  menghalangi
               pendakiannya (Stoltz, 2000).
                    Quitters  menjalani kehidupan yang tidak terlalu
               menyenangkan. Quitters meninggalkan impian- impiannya
               dan memilih jalan yang dianggap lebih datar dan lebih
               mudah. Ironisnya, seiring dengan berlalunya waktu,
               Quitters  mengalami penderitaan yang jauh lebih pedih
               daripada  yang ingin dielakkan dengan memilih untuk
               tidak mendaki.  Saat yang paling memilukan  dan  me-
               nyedihkan adalah sewaktu Quitters menoleh ke belakang
               dan melihat bahwa kehidupan yang telah dijalani ternyata
               tidak menyenangkan. Inilah nasib  Quitter,  orang yang
               berhenti. Quitters sering menjadi sinis, murung, dan mati
               perasaannya. Menjadi pemarah dan frustrasi, menyalahkan
               semua orang di sekelilingnya, dan membenci orang-orang
               yang terus mendaki. Quitters juga sering menjadi pecandu,
               entah itu pecandu  alkohol, narkoba, atau acara-acara
               televisi yang tidak bermutu.  Quitters  mencari pelarian
               untuk menenangkan hati dan pikiran (Stoltz, 2000).
                    Seperti  Quitters,  Campers  juga menjalani kehidupan
               yang tidak lengkap. Perbedaannya terletak pada
               tingkatnya.  Karena lelah mendaki,  campers  mungkin
               merasa cukup senang dengan ilusinya sendiri tentang apa
               yang sudah ada, dan mengorbankan kemungkinan untuk
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168