Page 145 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 145
Aku masih diam, tidak tahu harus berkomentar apa.
Hana tiba-tiba menepuk pelan dahinya. ”Aku seharusnya
tidak menceritakan soal Mata kepadamu, Nak. Orang tua
ini kadang terlambat sekali menyadari sesuatu. Itu akan
memengaruhi perjalanan kalian. Maafkan aku.”
Aku menggeleng, berkata dengan suara sedikit serak,
”Tidak apa, Hana.”
”Baiklah. Kalian anak-anak yang baik, akan aku bantu
kalian mempersiapkan perjalanan semampuku. Sepertinya
kalian harus bergegas mengejar petunjuk.” Hana berdiri.
Kami semua sudah menghabiskan sarapan, ikut berdiri.
”Dia bilang apa saja?” Ali sekali lagi berbisik.
”Tidak sekarang. Nanti akan kuceritakan di perjalanan,”
aku menjawab cepat.
Hana mengeluarkan beberapa potong roti dari lemari,
juga tabung-tabung berisi madu. ”Roti ini cukup untuk per-
bekalan kalian di jalan jika tidak menemukan perkampung-
an atau kota. Kunyah satu potong, cukup untuk me-
ngenyangkan seharian.”
Aku mengangguk, menyerahkan roti-roti dan tabung
madu itu ke Ali, agar dimasukkan ke dalam tas ransel. Se-
pertinya masalah perbekalan makanan kami telah terselesai-
kan. Hana juga memberikan kami kain-kain seperti sapu-
tangan besar. ”Mungkin kalian akan membutuhkannya.”
Lima belas menit, perbekalan kami siap. Ily mendesak
agar kami segera berangkat.
”Berhati-hatilah dalam perjalanan, Nak.” Hana memegang
145
Isi-Bulan-2b.indd 145 2/10/2015 4:12:22 PM