Page 276 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 276

”Ada pohon kelapa, Ra.” Ily tiba-tiba berhenti.

                 Pohon apa? Aku ikut berhenti di belakang Ily. Sejak tadi
               konsentrasiku  menurun.  Berjalan  kaki  lebih  dari  delapan
               jam, meski dengan sepatu buatan Ilo, tetap saja sangat me-
               lelahkan.
                 ”Pohon  kelapa!  Lihat!”  Ily  menunjuk.  Pohon  kelapa

               tinggi itu berbuah lebat.
                 ”Kamu ingin agar aku merontokkan buahnya?” aku ber-
               tanya kepada Ily.
                 ”Bukan  itu  maksudku.”  Ily  tersenyum—hanya  Ily  yang
               fisiknya  masih  kokoh.  ”Kita  berada  di  tengah  daratan,

               bukan  di  pantai  yang  lazim  ditumbuhi  pohon  kelapa.  Di
               daratan yang jauh dari laut, setiap kali ada pohon kelapa,
               itu berarti kita tidak jauh dari perkampungan penduduk.”
                 ”Kamu serius?”
                 ”Iya. Aku tahu soal itu di Akademi, pelajaran bertahan

               hidup  di  alam  liar.  Ayo,  kita  sudah  dekat  dengan  per-
               kampungan.  Mungkin  kita  bisa  menemukan  makanan  di
               sana.”
                 Itu kabar baik sejak kejadian air bah. Semangatku kem-
               bali. Apakah itu kampung nelayan? Atau peternakan? Atau

               malah kota kecil seperti kota di dekat Danau Teluk Jauh,
               yang  punya  restoran  untuk  umum—kami  membawa  se-
               kantong  uang  Klan  Matahari,  hadiah  dari  perkampungan
               nelayan. Kami bisa membeli makanan.
                 Ily  memimpin  di  depan.  Dia  mengikuti  pohon  kelapa

               berikutnya, yang semakin banyak tumbuh. Kami sepertinya

                                         276




       Isi-Bulan-2b.indd   276                                       2/10/2015   4:12:25 PM
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281