Page 105 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 105
Mereka dilatih untuk mencari pemecahan masalah dan berorientasi kepada
hasil. Orang-orang Astra dikenal lebih low profile dan mengutamakan
kerjasama tim serta etika dalam bekerja. Sedangkan orang-orang Unilever
dikenal karyawan yang sangat dinamis dan inovatif.
John P. Kotter dan James L. Hesket (Corporate Culture and
Peformance, 1992) mendapatkan temuan bahwa perusahaan-perusahaan
yang unggul ternyata memiliki budaya organisasi yang kuat dan dengan
karakter nilai yang unggul. Penelitian Djokosantosa di BRI (2000-2002)
menemukan keunggulan BRI-oversubcribe di pasar perdana sebanyak
13,5%, dan peningkatan harga saham per lembar yang fantastis mencapai
Rp8.700 pada tanggal 8 Oktober 2009, termasuk saham bluechip di
BEI, dan bank terbaik dunia ranking 8- ditentukan oleh keunggulan budaya
BRI.
Demikian pula dalam skopa luas, ke(tidak)unggulan suatu bangsa
yang ditunjukkan dari ranking kedayasaingan dunia tahun 2005 juga sangat
ditentukan oleh budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa. Ranking
kedayasaingan dimulai dari yang atas ke bawah adalah Singapura (3),
Thailand (27), Malaysia (28), China (31), India (39), bahkan Filipina (49),
sedangkan Indonesia masih di bawah negara-negara tersebut.
PENGERTIAN BUDAYA DAN BUDAYA ORGANISASI
Kata “budaya” (culture) pertama kali dikemukakan oleh seorang
antropologi bernama Edward B. Tylor pada tahun 1871. Budaya adalah
“the complex whole which includes knowledge, belief, art, morals,
law, custom, and any other capability and habits acquired by man as
a member of society.” Yang diartikan sebagai berikut: “ sekumpulan
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat, kapabilitas, dan
kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah
perkumpulan atau komunitas tertentu.” Dalam sosiologi budaya
diterjemahkan sebagai kumpulan simbol, mitos, dan ritual yang penting
dalam memahami sebuah --realita sosial.
Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakar organisasi
menjadi bagian yang erat kaitannya dengan aspek-aspek pengembangan
organisasi. Maka muncullah istilah “Budaya Organisasi”. Menurut
pandangan Davis (1984), budaya organisasi merupakan pola keyakinan
dan nilai-nilai organisasional yang dipahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh
suatu organisasi, sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan
menjadi dasar berperilaku dalam organisasi. Sedangkan Schein (1992)
mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi
94 Manajemen Pengantar