Page 110 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 110

BUDAYA  ORGANISASI DAN PEMIMPIN

                  Kekonsistenan pengimplementasian budaya sangat dipengaruhi
             kemampuan pemimpin untuk melakukan proses internalisasi nilai-nilai
             secara  terus  menerus    dan  turun  temurun.  Peran  manajer  dalam
             menginternalisasi dan mensosialisasi budaya organisasi sangat penting.
             Dalam contoh budaya Indosat di atas, tentu akan tidak berguna jika
             budaya yang sudah disusun seperti di atas tidak dipahami dan dihayati
             karyawan. Oleh karena itu, manajemen harus bisa mengajarkannya pada
             karyawan dan juga membuat sistem (misalnya sistem penilaian kinerja,
             sistem penggajian, dll) yang “memaksa” karyawan bertindak sesuai budaya
             organisasi yang telah tersusun.
                   Setelah budaya perusahaan dibentuk, perlu sosialisasi atau internalisasi
              budaya tersebut ke seluruh jajaran perusahaan secara terus menerus.
              Tujuannya bukan  hanya karyawan  paham  akan  slogan  atau  kredo
              perusahaan, tetapi juga tercermin dari sikap dan perilaku mereka dalam
              bekerja. Tahapan ini adalah tahapan tersulit karena banyak perusahaan
              yang memiliki budaya organisasi baru sebatas slogan. Nilai-nilainya indah,
              tapi sikap dan perilaku karyawan tidak berubah. Ada yang mengklaim
              budayanya mengutamakan pelanggan, kenyataannya yang didahulukan
              adalah faktor uang, bukan pelanggan. Jelas, hal ini sangat mendasar.
              “Biasanya perusahaan hancur karena tidak mendahulukan pelanggannya.”
                   Kenyataan lain, sikap dan perilaku pimpinan yang tidak sesuai dengan
              budaya organisasi yang didengung-dengungkan. Padahal pemimpin
              memiliki peran terbesar dalam membentuk budaya organisasi. Sebagian
              besar proses pembentukan budaya diperoleh dari CEO atau pemilik
              perusahaan. Ada perusahaan yang inisiatifnya berasal dari level menengah,
              tetapi tidak akan beroperasi dengan baik selama pejabat di atasnya tidak
             memberi komitmen, seperti yang banyak terjadi di BUMN.
                  Pimpinan merupakan figur panutan sehingga sikap dan perilakunya
             akan menjadi contoh bagi seluruh jajaran perusahaan. Ia harus konsisten
             dalam menerapkan budaya perusahaan yang telah disepakati. Kalau
             perusahaan mengutamakan kejujuran - salah satu nilai dasar yang dipegang
             oleh raksasa Procter & Gamble (honesty and fairness) ataupun Merck
             (honesty and integrity) - maka pimpinan harus menjadi teladan pertama
             dalam menerapkan perilaku jujur itu. Selain dedikasi terhadap nilai-nilai,
             sang pimpinan juga harus mengkoreksi perilaku yang salah atau tidak sesuai
             dengan nilai-nilai perusahaan. Sosialisasi, internalisasi, dan komunikasi
             merupakan tugas sentral seorang pimpinan.






               Budaya Organisasi                                              99
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115