Page 104 - EMODUL BINDO KELAS 12
P. 104
terjebak di sini.
C. Sudah berapa lama Aida berdiri dekat jendela kamar. Gaun warna abu-abu
mengkilap
masih dikenakannya. Matanya terus menatap hujan yang turun sejak sore. Sesekali
suara halilintar mengagetkannya. Saat seperti ini dia teringat kejadian 5 tahun yang
lalu ketika dia bertemu Daud di pengungsian.
D. Aku berlari-lari kecil. buliran hujan mulai membasahi baju putihku. Bunyi halilintar
membawa pesan agar aku segera sampai ke rumah sakit. Tak peduli dengan jalanan
yang mulai terendam. Beberapa pasien dari tenda pengungsian teramat menunggu
kehadiranku. Luka bakar yang dialaminya menunggu sentuhan tanganku.
E. Dirapatkannya jaket ke badannya. Walaupun penuh sesak, udara di tempat
pengungsian terasa sangat dingin. Matanya menerawang jauh mengingat peristiwa
semalam. Hujan badai disertai halilintar hampir seharian mengguyur desanya.
Sampai tadi malam pukul 02.00 dinihari, air bagai gelombang datang menghantam.
Semua rumah terendam hanya menyisakan atap genting dan kesedihan.
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!
PELAJARAN YANG SANGAT BERARTI Karangan : “Fahmee Segaf Bahamish”
Hari ini Ridho kesal lantaran uang sakunya habis pas pulang sekolah. Dalam perjalanan
dia melihat ada sebuah air mineral tergeletak di dekat gerobak pak Sarno.
“Nah ajib nih mumpung gak ada pak Sarno yang nunggu itu gerobak, gue ambil aja tuh
air mineralnya, lumayan buat ngilangin haus gue”. Ujar Ridho dalam hati. Dia
langsung meminum air mineral itu. Ridho kaget tiba-tiba pak Sarno menepuk
pundak Ridho. “Hayoo nak Ridho sedang mengambil air mineral bapak yah”.
“Enggak kok pak saya hanya ingin melihat di gerobak Pak Sarno, selain sebagai
penjual bakso bapak jualan apa aja?” Ujar Ridho kepada pak Sarno dalam keadaan
gugup, setelah tau kalau dirinya mau mencuri! “ Udah nak