Page 122 - CERPEN 9A - Copy
P. 122

sedikit  jengkel  dengan  sikap  Zia  dan  ia  juga  merasa  trauma  dengan


                  masakannya.  ZIA  hanya  tersenyum  mendengar  ucapan  kak  NAUFAN.
                  "Bukan, ini itu ayam rica-rica enak tau. Oh iya waktu itu aku lagi jalan bareng


                  sama  kakak  sepupuku,  tiba-tiba  ustadzah  nelpon  aku  terus  bilang  kalau
                  ustadz  IMAM  yang  periksa  bacaanku  pas  remedial  monuqosyah,  kalau


                  beliau mengundang aku kerumahnya. Kan aku jadi panik kenapa gitu yakan.
                         Dan aku sama kak Rendi keliling nyari rumahnya. Aku udah nanya


                  kedua kali sudah, nah yang ketiga kalinya aku nanya orang yang lagi duduk di
                  teras dan ternyata itu kak Alif anaknya ustadz Imam. Mana aku manggil kak

                  Alif itu om lagi" Zia menceritakannya kepada kak Naufan kejadian waktu itu.

                         "Kayak  enggak  asing  sama  namanya,  tapi  buat  apa  kamu  dipanggil

                  sama  mereka?"  Dengan  wajah  yang  kebingungan  dan  berusaha  mengingat

                  sesuatu.  "Diajarin  baca  Alquran  bareng  sama  anaknya  ustadz  Imam"  jawab

                  Zia.  Saat  Zia  melihat  sekelilingnya,  ia  melihat  seorang  lelaki  sedang

                  menghampiri mereka. "kak Alif kah itu? Dia kesini" ucap Zia sedikit takut.

                  "Iya, manggilnya bukan kak tapi Gus" ucap kak Naufan. "Kok ada disini? Dia

                  mondok  juga  ya?"  Tanya  Zia  dengan  rasa  kebingungan.  "Enggak,  dia  kan

                  anaknya  pemilik  pesantren  ini"  ucap  kak  Naufan  membuat  Zia  menganga

                  dibuat kagetnya.

                         "Assalamualaikum,  NAUFAN  segera  mempersiapkan  semuanya,

                  kamu ZIA? Hem.., Kamu malam ini ceramah, NAUFAN beritahu dia apa

                  saja  tugasnya,  saya  pergi  dulu,  wassalamu'alaikum"  ucap  kak  Alif  dengan

                  tatapan  yang  berbeda  saat  Zia  dirumahnya.  Zia  hanya  terdiam  dan

                  kebingungan harus gimana, saat ia presentasi aja gemetar apalagi ini, ceramah

                  mana pernah dia ceramah yang ada mendengarkan ceramah dari orang.

                  "Eh,  jangan  diam  aja.  Ayo  aku  kasih  kamu  pakaian  sama  ajarin  kamu

                  giamana caranya, okey" ucap kak Naufan. Entah kenapa ia merasa terjebak

                  untuk  saat  ini  tapi  mau  gimana  lagi  diberikan  amanah  untuk  berceramah

                  dipesantren ini secara dadakan.






                                                                                                    122
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127