Page 120 - CERPEN 9A - Copy
P. 120

"Anti  bisa  bahasa  Arab?"  Tanya  kak  ALIF.  "Hem..,  tidak  bisa,  baru


                  sedikit aja yang ana ketahui" jawab Zia dengan santai. "Enggak papa sedikit
                  lama-lama nanti jadi banyak, ya kan. Jadi gini ustadz manggil LUNA, Karena


                  ustadz  mau  LUNA  belajar  mengaji  disini  ditemani  oleh  anak-anak  ustadz.
                  Gimana mau enggak?" Tanya ustadz Imam.


                         "In sya Allah, ya ustadz saya tidak bisa menjanjikan sesuatu yang tidak
                  bisa saya tepati tanpa persetujuan dari ayah saya" seketika Zia mengatakan itu,


                  Karena  rumah  ustadz  Imam  diperumahan  dan  cukup  jauh  dari  rumahnya
                  serta amarah nya yang cukup membuat nya panas dingin dan langsung nangis.

                         "Iya enggak apa-apa, kita ini mengajari seseorang yang mau belajar dan

                  belajar untuk menambah wawasan" Kata ustadz Imam. "Eh ada LUNA, udah

                  makan belum?" Seorang wanita paruh baya. Zia sedikit bingung, sesekali ia

                  menatap kak Alif dan ustadz Imam. "Oh iya ini ummi, istrinya Abi" ucap kak

                  Alif.  "Assalamualaikum,  Abi  ummi.  Sekelompok  lelaki  memasuki  rumah

                  ustadz Imam yang ternyata mereka adalah anak dari ustadz Imam dan ummi.

                         "Nah yang ini namanya NIRZAN, ini RIZAL, ini ARDAM, yang ini

                  AZLAN, yang satunya lagi mondok namanya HAIKAL" kata kak Alif. Zia

                  menatap sinis Ardan dan Azlan. "Siapa dia mas Alif" tanya Rizal melepas ke

                  kepoannya.  "Namanya  LUNA  ZIA  HAAINAYA  DHYIAULHAQ"  jawab

                  kak  Alif.  "Dipanggil  siapa?"  Tanya  NIRZAN,  "sering  dipanggil  ZIA"  Zia

                  menjawabnya.  "Hai  Zia  aku  NIRZAN  anak  ke  4"  mencoba  untuk  akrab

                  dengan Zia. "Aku RIZAL anak ke 3 , ARDAM anak ke 2, AZLAN anak ke 5,

                  dan HAIKAL ke 6" kata Rizal dengan detail.

                         "Maaf semuanya, ana harus pulang karena ayah saya 'amr untuk segera

                  pulang  kerumah  karena  sudah  malam"  ucap  Zia  dengan  jelas  agar

                  diperbolehkan untuk kembali pulang. "Mau saya antar kah?" Tanya Kak Alif

                  menawarkan  diri  untuk  mengantarkan  ZIA  kembali  pulang  kerumahnya.

                  "Tidak  terimakasih  kak,  kak  RENDI  sudah  nunggu  didepan,

                  assalamualaikum" ucap Zia, dengan tersenyum dan mencium tangan ustadz






                                                                                                    120
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125