Page 115 - CERPEN 9A - Copy
P. 115

"Ya  maaf,  aku  disuruh  sama  Afdal  itu  nah"  kata  Mifza,  tidak  cukup


                  hebat  untuk  beralasan  didepan  Zia  yang  setiap  berbicara  melihat  melalui
                  mata  lawan  bicaranya.  "Boong  dosa,  bote  dosa,  bohong  juga  dosa,  apalagi


                  fitnah. Ingat fitnah lebih kejam dari pembunuhan" ucap Zia sambil menatap
                  sinis Mifza. Mifza hanya tersenyum mendengar perkataan Zia.


                         "Fitnah  itu  Mifza,  aku  loh  nyimak  doang"  ucap  Afdal  membela  diri
                  sendiri. "Eh boongnya kamu Dal. kamu loh bilang gini 'pukul aja pake buku,


                  bangun  itu  dia'  heleh  apa  kau"  ucap  Mifza  dengan  wajah  jokesnya.  "Aih..
                  apasih  ribut-ribut"  ucap  Zia.  "Kalau  mau  bukti  tanya  Azriel"  ucap  Afdal.

                  "Sudah-sudah sini Zia sekarang giliran mu" ucap ustadzah sambil memegang

                  buku catatan milik Zia.



                  BAGIAN 5 : REMEDIAL

                         "Besok kamu remedial monuqosyah dimana?" Tanya ayahnya Zia saat

                  menonton TV bersama. "Di Pisangan" jawab Zia. "Terus enggak belajar lagi?"

                  Kata ibunya. "Oh iya, Zia ke kamar dulu ya" ucap Zia, lalu melangkah pergi

                  menuju kamarnya untuk belajar lagi agar ia lulus. Zia membaca Al Qur'an

                  dan belajar menggunakan nada mengaji. Sampai-sampai ia tertidur di meja

                  belajarnya. "Mbak bangun, katanya mau remedi jam 10 nanti" teriak Mirza

                  dari depan pintu kamarnya zia. "Astaghfirullah, aku lupa bentar siap-siap dulu

                  aku" ucap Zia.

                         Setelah  beberapa  jam  berlalu  dengan  rasa  panik  dan  khawatir.  Zia

                  akhirnya sampai di masjid yang ia tuju dipisangan. "Bentar, ustadzah absenin

                  dulu ya" ucap ustadzahnya. "Langsung keatas aja ya, nanti ngantri disana" ucap

                  ustadzahnya. Zia naik keatas, ke lantai 2 Zia melihat banyak yang mengikuti

                  remedial, tapi hanya sedikit yang tidak bisa hadir untuk mengikuti kegiatan

                  monuqosyah dikarenakan ada yang berduka dan mengikuti acara baik dari

                  sekolah atau ketentuan keluarga nya. Setelah  satu jam lebih Zia mengantri

                  untuk mengikuti remedial, sehingga ia bertemu dengan teman satu sekolahan

                  dan juga teman bermain nya. "Yang kartunya merah disebelah sini ya" ucap



                                                                                                    115
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120