Page 114 - CERPEN 9A - Copy
P. 114
sambil membuatkan Aisyah susu. Beberapa menit kemudian Aisyah jatuh
tertidur di kasur empuk milik Zia. Zia merasa lelah hingga membuatnya
tertidur pulas disampingnya Aisyah.
BAGIAN 4 : SUNGGUH KECEWA TAPI HARUS TETAP KUAT
Setelah hampir 3 minggu ZIA menunggu hasil monuqosyahnya. Pada
hari Rabu setelah ZIA pulang sekolah ustadzah nya mengechat ZIA agar
datang ke masjid untuk melihat hasilnya.
Setelah ZIA sampai di masjid, tempat ia mengaji.
"Auw.. mpus kau" ucap MIFZA di depan pintu masjid. "Apa?
Kenapa?" ZIA kebingungan dengan ucapan MIFZA yang membuatnya takut
akan hasilnya. "Enggak papa kok, aman" ucap MIFZA dengan memasang
wajah yang aneh. "Gak jelas, assalamualaikum" ucap ZIA.
"Waallaikumusalam, ZIA duduk sini. Ini hasilnya cuma tinggal satu aja
itu yang merah" ucap ustadzah dengan tersenyum. "Nahh kan sudah ku tebak,
remedial" ucap ZIA dengan kepasrahan. "Hahaha, hauw.. remedial kamu"
ucap AFDAL. "Apa sih AFDAL kampret, enggak boleh gitu! ku doain kamu
tahun depan monuqosyah merahnya 4, aamiin" ucap ZIA sambil tersenyum.
"He..astaghfirullah, sudah-sudah jangan ribut. Minggu depan kamu ZIA ikut
remedial, hari Minggu"ucap ustadzah.
"Baik ustadzah, kalau begitu aku pulang ya ustadzah" ucap ZIA sambil
menyodorkan tangannya untuk mencium tangan ustadzah nya. "Eh enggak
bisa, kamu ngaji sini nunggu temenmu yang lain. Nanti iri-irian lagi temanmu"
ucap ustadzah. "Astaghfirullah, ustadzah. Ya sudah kalau begitu" ucap Zia,
sambil meletakkan kepalanya di atas meja untuk tidur.
"MIFZA kampret, hammak sakit nya punggung ku gara-gara kamu.
Astaghfirullah ngapain sih kamu ini lempar aku pake buku, kan bisa
bangunin nya tuh dengan cara baik-baik enggak kasar gini" oceh Zia merasa
kesal dengan sikap Mifza.
114

