Page 260 - Gabungan
P. 260
satu, terutama meminta kedua anaknya menyapa Paman Su.
"Selamat sore, Paman Su! Selamat sore, Bibi Yenni!" suara kedua
anak itu kompak dan lantang.
"Selamat sore, Dingding! Selamat sore, Dangdang! Selamat sore
semuanya!" balas Su Wenbin dan Yenni.
"Baru pukul setengah tujuh, masih ada waktu," kata Wenhao pada
istrinya. "Nanti pukul tujuh di program berita 'Pemandangan Tanah Air'
ada liputan pameran anggrek, termasuk penampilan Paman Su dan
Bibi Yenni."
Kedua anak bersorak gembira.
"Maria, kita bagi tugas. Aku yang urus video recorder, kamu yang
foto, abadikan momen nonton TV ini," kata Wenhao. "Mr. Su dan
Yenni, silakan duduk dulu, main dengan anak-anak. Aku akan telepon
saudara-saudara dulu."
Pembantu menghidangkan teh dan kue. Setelah menelepon,
Wenhao kembali, "Aku sudah beri tahu Ayah, Kakak Zhongwu, dan
Kakak Wenxiong supaya tidak ketinggalan tayangan ini."
Su Wenbin dan Yenni tersenyum. Maria berkata pada suaminya,
"Kakak sulung juga perlu dihubungi."
"Kakak sulung? Dia tidak punya waktu untuk hal seperti ini. Kalau
ada kabar ekonomi penting—seperti dolar naik, HKD turun, atau
emas di titik terendah—baru dia tertarik," kata Wenhao. "Tapi istri
260

