Page 263 - Gabungan
P. 263
"Menurutmu kenapa?" Yenni balik bertanya.
Bai Dingding mengedipkan mata dan menggelengkan kepala.
Semua yang hadir pun tertawa.
"Aku sangat mengagumi kepandaian Yenni berbicara, dari anggrek
bisa terhubung ke pembangunan negara," kata Maria.
"Ini namanya berdiri tinggi, memandang jauh," sahut Bai Wenhao.
"Sastrawan besar, selalu saja mengejek orang," Yenni menyeringai.
"Faktanya memang begitu," jawab Bai Wenhao.
Sementara Su Wenbin, Yenni, dan pasangan Bai Wenhao asyik
mengobrol, Bai Dingding dan Bai Dangdang berlari dari ujung
ruangan. Di tangan Bai Dingding tergulung selembar kertas, ia
berteriak:
"Paman Su! Paman Su!"
"Ada ide baru apa lagi?" Bai Wenhao juga penasaran.
Kedua anak itu membuka kertas tersebut, di sana tertulis beberapa
kata besar dengan coretan tidak rapi: "Selamat Datang Kepala
Insinyur Su!"
"Terima kasih!" ujar Su Wenbin sebelum mencium pipi Bai
Dingding dan Bai Dangdang.
"Kenapa tidak menyambut Bibi Yenni?" Yenni sengaja bertanya.
"Paman Su kan baru pertama kali datang," jawab Dingding.
"Telat sekali, baru sekarang disambut, Padahal Paman Su sudah
263

