Page 419 - Gabungan
P. 419
ke pintu.
"Dia? Dia punya empat istri resmi, satu lebih muda dari yang lain,
belum lagi yang tidak resmi! Masih ada tempat untukku?" Wanita itu
membungkuk, mencium dada Bai Datou, bergumam pelan.
Bai Datou sadar wanita genit ini sedang menggoda. Ia agak panik.
Ia berpikir: jika menolak dengan keras, wanita ini bisa marah dan
merepotkan. Tapi bagaimana menolaknya? Bai Datou berusaha
duduk, memegang kedua lengan wanita itu, berpura-pura terengah-
engah:
"Tidak! Maaf! Aku terlalu lelah."
"Oh, aku tahu kau menganggapku tua!... Ti!" Wanita itu memakai
baju, tertawa.
Pintu kamar terbuka. Seorang gadis 16-17 tahun masuk membawa
secangkir teh. Bai Datou mengira itu Lani, tapi setelah dilihat lebih
jelas, bukan. Gadis itu berkata pelan:
"Tuan Bai! Silakan minum teh!"
"Ini putriku, namanya Yati. Cantik, kan?" kata pemilik rumah
menggoda.
"Hmm!" Bai Datou menjawab asal. Mereka bertiga saling
memandang, diam. Bai Datou melihat ke luar jendela, hari hampir
gelap. Pemilik rumah memperhatikannya:
"Kerabatmu belum kembali, dia bilang tidak usah menunggu untuk
419

