Page 422 - Gabungan
P. 422

pulas, seprai tempat tidur Lani setengah terjuntai ke lantai. Aku cari


            ke mana-mana, tidak ketemu. Sekarang Untung masih mencari."


                "Lani! Lani!" Bai Datou berlari seperti orang gila. Ia berlari tanpa


            arah. Hanya satu keinginan di hatinya: cepat temukan Lani!


                Bai  Datou  tidak  sarapan,  tidak  makan  siang,  hanya  minum  air


            sungai dan kali kecil di jalan. Sore hari, ia sampai di tempat ia dan


            Untung  mengambil  marmer  untuk  patung  Zhou  Yinmei.  Kakinya


            lemas,  terjatuh  di  jalan  setapak.  Kepalanya  pusing,  samar-samar


            mendengar teriakan orang:


                "Lani! Tuan Bai!"


                "Tuan Bai! Lani!"


                Bai Datou  berusaha  berdiri. Ia berjalan  dua langkah,  bersandar


            pada  pohon  besar.  Teriakan  semakin  dekat.  Bai  Datou  mengenali

            suara Untung di antara mereka. Ia berteriak dua kali:


                " Untung! Untung!"


                Orang-orang mendengar teriakannya, segera mendekat. Melihat


            mereka, kaki Bai Datou gemetar. Ia lemas di pelukan Untung.


                Untung menggendong Bai Datou pulang ke desa.


                Bai  Datou  seperti  orang  sakit  parah,  tidak  bisa  bangun  setelah


            berbaring. Warga desa semua menjenguknya. Rahmi terutama rajin


            merawat tiga anak Bai Datou.


                Keesokan  paginya,  Zhou  Zijian  datang  dengan  kereta  kuda.  Ia

                                                           422
   417   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427