Page 447 - Gabungan
P. 447
harus makan!" kata Bai Wenying.
Saat makan malam, Yenni kehilangan keceriaannya. Ia makan
dalam diam, kadang lupa mengunyah. Su Wenbin mengambilkan
sayur untuknya:
"Makanlah, Yenni."
"Terima kasih," jawab Yenni.
Setelah makan, Yenni langsung naik ke kamar. Ia lelah, tapi sulit
tidur. Mimpi buruk datang silih berganti: langit merah oleh letusan,
sungai penuh lava, rumah-rumah terbakar, seorang gadis kecil
terjebak di tengah lava. Pagi harinya, ia bangun saat fajar dan pergi
ke taman. Ia memandang anggrek indah pemberian Su Wenbin, lalu
melihat seorang anak penjual koran dan nenek tua yang meminta-
minta.
Yenni memberikan uang pada nenek itu, lalu duduk di kursi rotan.
Ia memikirkan betapa banyak orang di dunia yang menderita karena
bencana alam dan perang. Di mana surga bagi orang miskin?
Ia menatap langit timur, matahari terbit, dan hari baru dimulai.
Su Wenbin muncul dengan pakaian olahraga, siap lari pagi. Yenni
memandangnya dengan iri—andai dokter mengizinkannya, ia akan
ikut berlari.
Su Wenbin mendekat dan berkata:
"Yenni, besok aku akan liburan dua minggu ke Hong Kong
447

