Page 6 - LAPORAN AKHIR PDP 2019 - DEDI SUPENDRA - FIP - UNP
P. 6

TINJAUAN PUSTAKA


                  A.  State of the Art
                         Pada  2021,  Indonesia  merupakan  negara  ketiga  tertinggi  yang  menggunakan

                  Internet  di  tingkat  Asia  [https://www.internetworldstats.com/stats3.htm].  Sedangkan,

                  hasil  survey  Literasi  Digital  Nasional  2020  yang  dilakukan  oleh  Research  Director
                  Katadata menemukan bahwa “indeks literasi digital belum mencapai skor “baik” (Setu,

                  2020).  Salah  satu  keterampilan  digital  yang  harus  dimiliki  oleh  pengguna  Internet
                  adalah pemahaman tentang keamanan online [Internet Safety], yang berkaitan dengan

                  kemananan  informasi  pribadi  di  media  digital,  seperti  nama,  tanggal  lahir,  alamat,
                  email, nomor telepon, dan informasi lainnya (EUCPN, 2017). Di samping itu, keamanan

                  online juga berhubungan dengan prilaku cyberbullying, cyberstalking, ujaran kebencian,

                  dan  kejahatan  seksual  yang  dilakukan  secara  online  (Ningrum  dan  Amna,  2020;
                  Radiansyah, dkk., 2016; Octora, 2019).

                         Beberapa kasus kejahatan dan keamanan telah terjadi di Internet, khususnya di

                  media sosial. Pada akhir 2016, ada sekitar 1207 kasus kejahatan siber, yang melingkupi
                  ujaran  kebencian,  pencemaran  nama  baik,  ancaman,  dan  provokasi  (Amelia,  2016;

                  Movanita,  2016).  Sehubungan  dengan  tersebut,  pemerintah  telah  berupaya  untuk
                  mengembangkan dan melaksanakan kebijakan untuk merespon kasus-kasus kejahatan

                  digital. Hal ini dimulai dengan adanya amandemen dari Undang- Undang Informasi dan
                  Transaksi  Elektronik  yang  pada  awalnya  hanya  diperuntukkan  pada  pengamanan

                  melawan  kejahatan  online  yang  merugikan  negara,  seperti  akses  data  negara  secara

                  illegal,  penyalahgunaan  perangkat,  perentasan  sistem  negara,  dan  lain-lain  (UU  ITE,
                  2008).

                         Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Silvana  dan  Darmawan  menemukan  bahwa
                  pentingnya melaksanakan pelatihan literasi digital untuk anak muda di Bandung karena

                  generasi  muda  merupakan  masa  yang  paling  rentan  terlibat  dalam  aktivitas
                  dekonstruktif  di  media  social  (Silvana  dan  Darmawan,  2018).  Kemampuan  literasi

                  digital yang diajarkan terdiri atas dua bagian, yaitu keahlian dasar yang telah ada dalam

                  diri peserta pelatihan, dan keahlian lanjutan yang digunakan untuk memaknai makna
                  implisit  dan  komplek  yang  terdapat  pada  informasi-informasi  yang  disebarkan  di

                  Internet. Sedangkan, Saputra dan Nurdiyansah telah mengembangkan model Kurikulum


                                                                                                      7
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11