Page 96 - Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Pada Pendidikan Dasar dan Menengah (2)
P. 96
E. Tantangan Pembelajaran Koding dan Koding dan KA telah menjadi
Kecerdasan Artifisial di Indonesia kebutuhan untuk diterapkan
dalam pembelajaran pada
Temuan praktik pembelajaran koding dan sekolah-sekolah di Indonesia. Oleh
KA pada sekolah-sekolah di Indonesia karena itu, pelaksanaannya dapat
seperti dibahas di bagian sebelumnya diintegrasikan ke dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa bidang ilmu ini bukan
merupakan hal yang baru. Meskipun intrakurikuler, baik sebagai mata
begitu, terdapat perbedaan eksplisit yang pelajaran tersendiri, atau
terlihat pada praktik pembelajaran di menjadi bagian yang
sekolah- sekolah di Indonesia dan negara terintegrasi dengan mata
lain. Di negara lain, umumnya koding dan pelajaran lain. Pada
KA prinsipnya, kebijakan
terintegrasi dalam mata pelajaran yang pelaksanaan yang bertahap,
tidak wajib atau menjadi
telah ada (misalnya sains, matematika,
teknologi, atau seni), atau menjadi bagian pilihan, dan fleksibel perlu
dari intrakurikuler. Hal ini bermakna, diterapkan agar pelaksanaannya
dapat disesuaikan dengan
seluruh pembelajaran yang dilakukan kesiapan dan kemampuan
harus dapat mendorong kemampuan
berpikir komputasional peserta didik – sekolah.
capaian pembelajaran yang didorong Gambaran mengenai kebijakan
melalui koding dan KA. pembelajaran koding dan KA di
beberapa negara dan kondisi
Hal itu berbeda dengan praktik di
sekolah- sekolah Indonesia, di mana Indonesia saat ini memberikan
pembelajaran koding dilakukan dalam pembelajaran (lesson
tiga bentuk learned) terkait tantangan yang mungkin
tergantung konteks sekolah, yaitu dihadapi jika kebijakan serupa
diterapkan di Indonesia. Selain
terintegrasi ke dalam mata pelajaran
yang ada, menjadi mata pelajaran itu, data dari Government AI
pilihan, atau menjadi bagian dari Readiness Index pada 2024
kegiatan menunjukkan, di antara negara
ekstrakurikuler. Namun demikian, hingga ASEAN, Indonesia berada di
saat ini belum banyak sekolah yang urutan keempat dan berada di
menerapkan koding dan KA sebagai bagian urutan ke-42 di tingkat global
terintegrasi dalam pembelajaran dalam hal kesiapan menerapkan
intrakurikuler dan menjadi landasan KA,
tentang pentingnya memasukkan dengan sektor teknologi yang
kemampuan berpikir komputasional merupakan pilar utama memiliki
sebagai bagian dari capaian skor terendah (OxfordInsight,
pembelajaran yang perlu diajarkan. 2024). Peringkat ini
terbilang rendah dibandingkan