Page 98 - Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Pada Pendidikan Dasar dan Menengah (2)
P. 98
dan etika penggunaan teknologi dalam terpencil memiliki lebih
pembelajaran, dan miskonsepsi di daerah sedikit akses ke koneksi
yang memandang kebijakan pemerintah pusat internet dan perangkat
“wajib dilakukan” tanpa teknologi untuk mendukung
mempertimbangkan kondisi kesiapan sekolah pembelajaran mereka
di daerah. dibandingkan dengan
peserta didik di perkotaan
1. Tantangan Kesenjangan Infrastruktur (Pascoe dkk., 2022).
Teknologi di Sekolah Implikasinya, pembelajaran yang
Beberapa studi menunjukkan bahwa faktor membutuhkan konektivitas
geografis timur dan barat Indonesia masih teknologi di daerah-daerah
menjadi sumber ketimpangan baik secara ini, tidak optimal atau
ekonomi maupun pendidikan (Azizah, 2015; bahkan tidak dapat
Sihombing, 2016; dan Kurniawan dkk., 2016). dilakukan.
Dalam konteks penerapan kurikulum, Di Indonesia, tantangan kesenjangan
kesenjangan geografis ini dapat diatribusikan infrastruktur teknologi di
kepada kesenjangan digital yang memang sekolah perlu menjadi
masih terjadi antarwilayah di Indonesia perhatian dalam inisiasi
(Kartiasih dkk., 2022). kebijakan pembelajaran
Ketersediaan jaringan listrik, kepemilikan koding dan KA. Data pokok
komputer, serta akses internet, dapat pendidikan (Dapodik) 2024
menjadi penghambat utama menunjukkan, sebagian besar
terselenggaranya pembelajaran koding dan sekolah sudah terakses
KA pada sekolah-sekolah di Indonesia. listrik dan internet, serta
Infrastruktur berupa perangkat teknologi dan memiliki setidaknya satu unit
internet merupakan prasyarat utama untuk komputer (Tabel 3).
pendidikan berbasis teknologi Namun, jika ditelisik lebih
(Warschauer, 2003). Studi Thakur (2014) di dalam, data menunjukkan
India melaporkan bahwa meskipun hanya 22% SD yang memiliki
penggunaan komputer di India telah komputer lebih dari 15 unit.
dikenalkan sejak 1660-an, namun sebagian Jumlah ini
besar sekolah di perdesaan belum dapat dikatakan kurang
memiliki akses terhadap komputer, memadai jika dibandingkan
sehingga pembelajaran berbasis teknologi dengan rata-rata jumlah
hanya terpusat di kota besar. Dalam konteks siswa SD yang ada di setiap
Indonesia, studi yang dilakukan INOVASI pada sekolah.
2022 menyimpulkan bahwa peserta didik di Sementara itu, pada jenjang
perdesaan dan daerah pendidikan menengah, baru
66% SMA dan 60% SMK yang
mampu memenuhi kriteria