Page 10 - JALUR REMPAH
P. 10

x | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               komoditas lainnya seperti beras, garam, kain tenun bertukar tempat dari satu
               kapal ke kapal lainnya sepanjang abad ke-10 hingga ke-16 di berbagai tempat di
               Nusantara. Kesibukan berbagai pelabuhan sebagai salah satu titik pertemuan
               antarsaudagar yang saling berniaga komoditas rempah dan lain-lain seperti
               dapat dibaca dalam narasi wilayah-wilayah yang ditulis menujukkan bahwa
               lalulintas pelayaran dan perniagaan Nusantara menjadi perairan yang sibuk
               dan penting sepanjang abad ke-7 hingga ke-16. Berbagai wilayah di Nusantara
               sebagai sumber produksi komoditas dagang seperti rempah-rempah antara
               lain  Kepulauan Banda,  Makassar,  Gresik,  Tuban,  Banten, lalu  Pontianak,
               Banjarmasin, Brunei, Jambi, Padang, Barus, dan Aceh menjadi tempat-tempat
               pertemuan para saudagar dan transaksi berbagai komoditas. Kota-kota tersebut
               yang juga memiliki pelabuhan sebagai tempat berlabuh bagi kapal-kapal yang
               datang dari berbagai penjuru dan membawa komoditas-komoditas yang dijual-
               belikan menjadi berkembang dan sebagai tempat tinggal berbagai golongan.
               Komunitas-komunitas asing juga mulai tinggal dan kemudian membangun
               pemukiman di kota pelabuhan itu, sekaligus menjadikannya sebagai salah satu
               basis membangun hubungan dagang dengan kota-kota lain. Perniagaan yang
               berlangsung di perairan Nusantara bukan hanya menumbuhkan kontak dan
               transaksi niaga, tetapi juga menghubungkan berbagai bangsa yang kemudian
               melahirkan persilangan budaya antar etnis dan bangsa.

                   Narasi jalur rempah ini juga tidak dimaksudkan untuk membantah kajian-
               kajian sebelumnya yang sudah ada, tetapi justru menarik manfaat dari kajian
               yang ada itu dan menjalin kembali serpihan informasi penting yang tersebar di
               sana-sini menyangkut pelayaran dan perniagaan rempah di Nusantara. Narasi
               jalur rempah ini menekankan pada pembacaan ulang terhadap literatur terkait
               yang tersedia ditambah dukungan data hasil kunjungan ke berbagai objek dan
               situs di wilayah yang diteliti yaitu Kepulauan Banda, Pantai Utara Jawa dan
               sebagian  Jawa Timur, serta  Jambi. Wilayah-wilayah tersebut dipilih karena
               ketiganya mempunyai beberapa hal menarik, antara lain misalnya Pantai Utara
               Jawa dan Jawa Timur yang bercirikan masyarakat agraris tetapi sesungguhnya
               juga memegang peran penting dalam perniagaan rempah melalui komoditas
               pertanian seperti  beras;  Kepulauan Banda dengan gugusan pulau-pulaunya
               berhadapan langsung dengan laut merupakan karakter maritim sejati sebagai
               penghasil pala dan fuli menjadi incaran bangsa-bangsa asing; sementara Jambi
               dengan karakter dan geografinya yang menempatkan sungai sebagai bagian
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15