Page 14 - JALUR REMPAH
P. 14
xiv | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
dikenal dengan “rute Jawa” dan jalur utara yang dikenal dengan “rute Borneo.”
Mengapa dikenal sebagai rute Borneo? Sebetulnya jalur utara ditemukan
ulang oleh orang-orang Portugis pada 1526. Mereka dari pelabuhan Malaka
menyusuri pesisir Kalimantan Utara dan menuju ke bandar Brunei. Dalam
ucapan Portugis sulit untuk mengujarkan Brunei, yang keluar dari ucapan
orang Portugis adalah Borneo, sehingga seluruh kepulauan Kalimantan mereka
sebut sebagai Borneo. Jalur dari bandar Malaka ke kepulauan rempah-rempah
mengikuti pantai Kalimantan Utara dan menyeberang Laut Sulawesi. Rute ini
sudah lama dipergunakan oleh pedagang-pedagang Melayu. Demikian pula,
pedagang Filipina (Mindanao dan Sulu) dengan Brunei telah ada hubungan
langsung, sebaliknya antara Brunei dan negeri-negeri Selat Malaka seperti
Johor dan Pahang. Kedua, Lapian dalam menguraikan perniagaan di jalur
rempah yang terpenting adalah peranan angin musim. Misalkan, pada musim
angin timur pedagang pantai utara Jawa seperti Gresik dengan perahu-perahu
jung berlayar ke Selat Malaka, Sumatera, Kalimantan, Patani, dan pelabuhan-
pelabuhan Siam. Kalau musim angin barat, mereka akan berlayar ke pulau-
pulau Nusa Tenggara dan menuju kepulauan rempah-rempah, juga ke Butun,
Buru, Mindanao, serta pulau-pulau Kei dan Aru.
Poin-poin penting dalam beberapa buku dan esai di atas menjadi bagian
penting dalam menjelaskan jalur rempah di wilayah Nusantara sepanjang
abad ke-10 hingga ke-16. Rekonstruksi dan konstruksi narasi jalur rempah
di Nusantara ini merupakan sebuah upaya melengkapi narasi tentang peran
dan pentingnya Nusantara dalam pelayaran dan perniagaan, dan juga
pergaulan sosial antarbangsa melalui perniagaan sebelum bangsa-bangsa
Eropa melabuhkan kapal-kapalnya dan menguasai Nusantara dalam bentuk
kolonialisme. Narasi jalur rempah ini juga berupaya mengurai peran Nusantara
bukan semata sebagai objek dalam narasi besar tentang jalur perniagaan antara
Timur-Barat, tetapi terutama sebagai subjek yang justru berperan penting
dalam seluruh kisah pelayaran dan perniagaan Nusantara dan hubungan atau
kontak niaga antara mereka dan berbagai bangsa hingga abad ke-16. Sekelumit
narasi tentang dinamika masyarakat jalur rempah di Nusantara dari abad
ke-10 hingga ke-16 ini diharapkan dapat menjelaskan peran dan pentingnya
Nusantara dalam konteks sejarah dan geografi baik di tingkat lokal maupun
global.