Page 11 - JALUR REMPAH
P. 11

Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI | xi


                 penting kehidupan masyarakatnya juga dikenal sebagai penghasil  lada dan
                 komoditas kehutanan seperti damar, gambir, madu dan lain-lain. Kekhususan
                 di masing-masing wilayah yang diuraikan dalam tulisan ini baik dari sisi sejarah
                 dan geografi juga komoditas-komoditas yang diperdagangkan menjadikan
                 Banda, Pantai Utara Jawa dan Jawa Timur, serta Jambi menjadi pilihan untuk
                 diangkat dan dipaparkan dalam narasi jalur rempah di Nusantara.

                     Beberapa karya yang sudah ada akan diuraikan sekilas di sini, dan
                 manfaatnya dalam penulisan narasi jalur rempah ini. Karya M.A.P. Meilink-
                 Roelofsz berjudul  Asian Trade and European Influence in The Indonesian
                 Archipelago Between 1500 and about 1630  menjelaskan aktivitas perniagaan di
                                                        1
                 wilayah Nusantara sejak abad ke-16 dengan menekankan pada peran saudagar
                 Nusantara dalam berhubungan atau berinteraksi dengan para pedagang asing
                 yang berasal dari Asia dan Eropa. Meilink-Roelofsz juga menjelaskan tentang
                 peran yang dimainkan oleh para pedagang perantara yaitu masyarakat Cina
                 di bagian tengah Sumatra dan Banten dalam melakukan transaksi perniagaan
                 atas berbagai komoditas antara lain rempah terutama  lada serta  kain asal
                 India. Buku tersebut juga melihat peran yang dimainkan oleh pedagang Eropa
                 terutama Portugis, Belanda, dan Inggris dalam dunia perniagaan di wilayah
                 Nusantara. Selain itu, karya Meilink-Roelofsz juga menyoroti tentang peran
                 dan praktik niaga yang dilakukan oleh para pedagang Asia, terutama asal India
                 dan China, dalam  bertransaksi atau  melakukan  jual-beli dengan  saudagar
                 lain asal Eropa yaitu Portugis, Belanda dan Inggris. Buku ini dalam hubungan
                 dengan narasi jalur rempah memberi uraian tentang bagaimana perniagaan
                 berlangsung dan dilakukan oleh mereka yang terlibat aktif di dalamnya di
                 wilayah  Nusantara,  apa  saja  yang  diperjual-belikan,  dan  bagaimana  proses
                 perniagaan itu hingga jumlah komoditas dan jenis kapalnya. Karya ini juga
                 memberi perspektif menyangkut praktik perdagangan  grosir komoditas
                 rempah dan  lada di  Nusantara. Meilink-Roelofsz memaparkan pula peran
                 pelabuhan  Malaka sebagai bandar perantara komoditas  tekstil yang dibawa
                 pedagang  Bengala,  Gujarat, dan  Koromandel yang dipertukarkan dengan
                 rempah-rempah dari Banda dan Maluku serta beras dan lada dari pantai utara
                 Jawa dan Sumatra. Dengan terbentuknya emporium Malaka pada abad ke-15,
                 pedagang China tidak lagi berlayar menggunakan jalur selatan atau “rute Jawa”.



                     1  Diterbitkan di Den Haag oleh penerbit Martinus Nijhoff pada 1962.
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16