Page 168 - JALUR REMPAH
P. 168

154 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               dengan komoditi lain. Biasanya barang-barang mewah seperti keramik atau
               emas bisa dipertukarkan dengan perahu yang dibuat oleh orang-orang Kei.  29

                   Pedagang Cina berlabuh di Banda pada musim angin Timur sekitar Juni
               hingga Oktober. Mereka menghindari musim angin Barat, karena Laut Banda
               tidak bersahabat ketika musim itu. Pada musim angin Barat sekitar Desember
               hingga Maret Laut Banda berombak besar dan angin kencang. Pedagang Cina
               berangkat dari Guangzhou atau Guandhong pada Mei dan singgah lebih dulu
               di Malaka.

                   Pedagang Cina dengan pelabuhan kepulauan Banda karena pasarnya yang
               ramai oleh penduduk lokal dan penduduk regional sekitar kepulauan Maluku.
               Ditambah pula hadirnya pedagang-pedagang asing seperti Jawa, Arab, Bugis
               dan Melayu. Juga di pelabuhan Banda senantiasa secara disiplin menampung
               air hujan untuk keperluan mandi, minum dan memasak. Wilayah mereka tidak
               mempunyai aliran sungai yang airnya bisa dipergunakan untuk minum dan
               memasak.

                   Penduduk yang ramai di  pasar  pelabuhan membuat  pedagang  Cina
               gembira karena barang-barang mereka cepat laku. Pada abad ke-16 penduduk
               kepulauan Banda telah mencapai 15.000 jiwa dan mereka mengimpor hampir
               seluruh bahan makanan, hanya ikan laut yang tidak mereka impor. Pada hari
               pasar mereka datang dengan perahu dari sejumlah pulau yang berdekatan.

                   Pedagang  Cina menetap sementara di Banda karena harus menunggu
               angin yang baik untuk membawa mereka kembali ke kampung. Apalagi jika
               terjadi transaksi mundur yang membuat mereka memperpanjang masa singgah
               mereka di musim  angin berikutnya. Peranan  pedagang  Cina di kepulauan
               Banda adalah sebagai pedagang perantara. Seluruh jenis rempah, baik pala,
               fuli maupun cengkeh mereka tampung dan mendistribusikan ke pasar Malaka
               dan  Cina. Masyarakat  Cina sendiri menggunakan rempah-rempah untuk
               pengobatan, sebagian dipergunakan bagi campuran makanan dan minuman.


                   Juga, seringkali diselenggarakan pedagang Cina setelah mereka tampung
               hasil rempah-rempah tersebut dikirim ke Surabaya dengan kapal jung melalui

                   29  Sudah lama orang-orang Kei membuat perahu nelayan berukuran kecil yang diimpor salah
               satunya ke kepulauan Banda. Lapian. Op.cit. Pelayaran dan Perniagaan…, hlm. 93
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173