Page 163 - JALUR REMPAH
P. 163

Terbentuknya Komunitas Pesisir dalam Perniagaan Rempah | 149


                 syahbandar memungut hunian sementara, dan  pajak-pajak perniagaan
                 pedagang asing tersebut. Pada awalnya, orang kaya Banda tidak mempunyai
                 pengalaman untuk menjalankan peran sebagai syahbandar. Untuk itu, para
                 orang  kaya mengangkat komunitas Jawa  untuk menjalankan peran sebagai
                 syahbandar. Namun,  orang kaya berkeinginan tidak sebagai personal, akan
                 tetapi secara kolektif.
                                     23
                     Orang kaya telah mempercayai komunitas pedagang Jawa untuk berperan
                 sebagai syahbandar, karena mereka sudah mengenal lama orang-orang
                 Jawa  tersebut. Namun demikian, untuk mengontrol pengangkutan pala
                 dari perkebunan ke  pelabuhan,  orang kaya melakukan persekutuan dengan
                 syahbandar. Orang kaya tetap mempertahankan kekuatan yang menentukan
                 dalam menetapkan harga pala dan fuli. Mereka senantiasa menetapkan harga
                 pala  dan  fuli  dengan  harga yang  tinggi.  Bahkan  mereka  berani  melakukan
                 pengurangan pohon dengan menggunakan metode ekstirpasi,  penebangan
                                                                              24
                 pohon yang pernah berbuah. Jumlah pohon pala  tidak boleh banyak. Di
                 kemudian hari cara seperti ini ditiru oleh Belanda untuk melakukan monopoli
                 penanaman pala, agar harga pala dan fuli tetap tinggi. Mereka menentukan
                 kebijakan harga pala, agar harga pala tidak jatuh dalam nilai perdagangan yang
                 rendah. Selain itu, ketentuan orang kaya itu agar keuntungan harga pala tetap
                 berada di kebun-kebun pala, bukan di tangan para pedagang.




                 Komunitas Cina di Kepulauan Banda


                     Pada awalnya  pedagang  Cina telah hadir sekitar abad ke-11, kehadiran
                 mereka didukung dengan pembuktian penggalian arkeologi di salah satu situs
                 purbakala kepulauan Banda. Dalam penggalian arkeologis itu ditemukan
                 pecahan piring-piring  porselen periode  Dinasti Ming.  Mereka datang ke
                                                                       25
                 sana dengan membawa tenunan, perak, gading,  manik-manik, dan piring

                    23  Tampaknya orang kaya Banda belajar berdasarkan pengalaman mereka, ketika mengunjungi
                 Malaka, di sana melihat syahbandar kolektif melayani beragam suku bangsa. Untuk hal ini lihat Hall.
                 Op.cit. A History of Early Southeast Asia…, hlm. 316.
                    24  Ekstirpasi—pembinasaan pohon pala menurut daftar yang telah dibuat lebih dulu, terutama
                 pohon  yang  pernah  berbuah  sekali  atau  lebih,  tujuan  kebijakan  tersebut,  mengatur  supaya  jumlah
                 pasokan pala dan fuli tidak terlalu banyak di pasar.
                    25  Informasi penggalian arkeologis ini diperoleh dari Alwi. Op.cit. Sejarah Maluku. Banda Neira,
                 Ternate, Tidore dan Ambon, hlm. 18.
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168