Page 161 - JALUR REMPAH
P. 161

Terbentuknya Komunitas Pesisir dalam Perniagaan Rempah | 147


                 pada musim timur, yakni sekitar Juni-September, maka mereka kembali ke
                 pesisir Jawa pada Desember-Maret. Sehingga, mereka paling lambat tinggal di
                 kepulauan Banda sekitar 3 bulan.

                     Pedagang  Jawa  ini  membawa  barang  makanan  seperti  beras,  garam,
                 dan lada. Juga, di kargo kapal membawa peralatan besi seperti kapak, pisau,
                 arit, dan cangkul. Selain itu, mereka membawa  tekstil/pakaian  katun dari
                 Corommandel, Bengal dan Gujarat, juga sutera dari Cina. Kadangkala mereka
                 membawa  pula  perhiasan  emas,  apabila  ada  yang  memesan.  Sebagaimana
                 sekilas dikatakan di atas, orang-orang kepulauan Banda cocok dengan barang-
                 barang yang dibawa oleh orang-orang Jawa, terutama tekstil dari India, sangat
                 dinantikan kedatangannya.
                                           20
                     Sementara itu, setelah pertukaran disepakati antara barang-barang
                 yang dibawa oleh  pedagang dengan pala dan  fuli dari penduduk Banda,
                 maka orang-orang Jawa akan memuat ke dalam ruang kargo kapal mereka.
                 Pedagang-pedagang Jawa, ketika mereka berada di kepulauan Banda, mereka
                 tidak hanya di Naira, akan tetapi berkunjung pula ke pelabuhan-pelabuhan
                 lain seperti Selamon, Kombir, Orantata dan Lonthor. Mereka, juga melakukan
                 transaksi  perdagangan di sana. Mereka,  juga  datang ke kebun-kebun pala
                 di dataran tinggi  Banda Besar. Untuk menuju ke perkebunan pala dengan
                 menempuh perjalanan kaki dari pantai sekitar 4-5 kilometer dapat mencapai
                 kebun pala seperti hutan lebat bercampur pula dengan pohon-pohon besar
                 kenari. Kadangkala terdapat pula beberapa pohon cengkeh di perkebunan pala
                 tersebut. Pada saat menjelang panen pala bertengger kakatua dan burung-
                 burung lainnya untuk membaui wangi harum buah pala.
                                                                       21
                     Orang-orang Jawa  lambat-laun mulai menghuni kepulauan Banda,
                 meskipun ketika angin baik mereka kembali ke Jawa. Mereka diperbolehkan
                 oleh orang kaya untuk membentuk semacam komunitas, dan mereka mulai
                 memperkenalkan kesenian dan  kebudayaan Jawa  seperti pakaian Jawa  dan
                 memainkan gong kesenian Jawa. Perangkat gong itu tentunya diikuti dengan
                 tarian dan cerita-cerita Jawa. Perangkat gong Jawa disukai oleh orang Kaya,



                    20  Lombard. Op.cit. Nusa Jawa….Jilid II, hlm. 245.
                    21  Suasana ketika panen pala di kepulauan Banda dideskripsikan dengan menarik dalam novel
                 sejarah yang ditulis, Hanna Rambe. Mirah dari Banda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010, hlm. 43-
                 45.
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166