Page 156 - JALUR REMPAH
P. 156

142 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               di wilayah Nusa Tenggara Timur. Hal yang sama dilakukan oleh perempuan
               Banda mengenakan pakaian kulit kayu untuk bagian tubuh bawah, sedangkan
               bagian atas telanjang. Mereka berpakaian seperti itu hanya pada upacara tradisi
               keagamaan yang membutuhkan berpenampilan sempurna di hadapan Tuhan
               Maha Pencipta. Oleh karena itu, ketika saudagar Jawa pertama kali datang ke
               kepulauan Banda membawa pakaian bagi mereka merupakan suka cita.
                                                                                    9
                   Pada saat orang-orang Banda masih memungut  buah pala sebagai
               tumbuhan endemik, mereka memeluk agama pagan atau animisme. Namun,
               setelah mereka sudah berhasil membudidayakan tanaman pala, mereka mulai
               dipengaruhi dengan agama Islam. Perkembangan agama Islam di kepulauan
               Banda dibawa oleh saudagar Jawa pesisir utara seperti Gresik, Jaratan, Tuban
               dan Demak. Hal yang sama juga berlangsung di Hitu, Ambon saudagar Tuban
               menghuni di Hitu atas permintaan Raja untuk mengajarkan agama Islam.
                                                                                      10






























                           Gambar 4.1 Produksi Pala di Banda pada masa lalu
                               Sumber: Troppenmueum, Koleksi BPNB Ambon, 2017

                   9   Pada  umumnya  pakaian  dipergunakan  awalnya  untuk  upacara  keagamaan.  Dengan
               mempergunakan pakaian yang baik, rapi dan sopan yang menjadi syarat untuk menjalankan upacara.
               Untuk hal ini lihat. Barbara Watson Andaya. “The Cloth Trade in Jambi and Palembang Society During
               The Seventeenth and Eighteenth Centuries,” Indonesia, No. 48, 1989, hlm. 26-46.
                   10   Orang-orang  Tuban  hadir  di  Hitu  untuk  menukarkan  beras  Jawa  dengan  rempah-rempah.
               Untuk hal ini lihat. Lombard. Op.cit. Nusa Jawa: Silang Budaya. Jaringan Asia, hlm. 251.
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161