Page 160 - JALUR REMPAH
P. 160

146 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               oleh orang kaya. Singkatnya, terdapat dewan yang terdiri dari orang-orang tua
               kampung yang sangat dihormati, tetapi tidak ada federasi dewan-dewan di satu
               pulau atau yang meliputi seluruh kepulauan tersebut.




               Komunitas Jawa Di Kepulauan Banda


                   Penduduk  kepulauan Banda menyukai orang Jawa,  Cina, dan  Buton
               sebagai  relasi  dagang  yang  teratur.  Para  pengusaha  Asia  itu  banyak  sekali
               mengirimkan kapal layar, beberapa di antaranya selalu berada di pelabuhan.
               Sebagai contohnya setiap tahunnya pedagang Keling dari India yang berbasis
               di pelabuhan Malaka mengirimkan 8 kapal layar dan 4 kapal layar dari Gresik,
               Jawa Timur ke kepulauan Banda.  Ditambah pula, orang-orang Banda lebih
                                                18
               cocok mengkonsumsi barang-barang yang dibawa oleh  pedagang Jawa.
               Alih-alih pedagang Jawa mau melakukan tawar-menawar dengan santai atas
               transaksi, suatu kebiasaan yang meningkatkan jual beli menjadi pergaulan
               sosial yang menyenangkan.

                   Pedagang Jawa pesisir utara seperti Gresik, Tuban, dan Melayu berlayar
               menuju kepulauan Banda melalui jalur selatan yakni mulai dari Sumatera, Jawa,
               Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan masuk
               ke kepulauan  Maluku bagian tenggara di perairan kepulauan Banda. Jalur
               selatan ini memudahkan pelayaran karena jarak antara satu pulau dengan pulau
               lainnya dekat bahkan terlihat sambung-menyambung dan hanya dibatasi oleh
               selat yang tidak begitu besar, sehingga lebih aman, mudah dicapai dan dikenali.

                   Pada abad ke-14 pedagang Jawa hampir setiap tahun berlayar mengunjungi
               kepulauan Banda, mereka menggunakan perahu jung berlayar dengan awak 100
               orang. Pada umumnya, perjalanan ditempuh selama 3 bulan tiba di pelabuhan
               Banda Naira.  Mereka menetap di sana untuk sementara menunggu arah angin
                            19
               yang menguntungkan untuk membawa mereka pulang. Jika, mereka berangkat


                   18  Mulai abad ke-15 pedagang Jawa dan Malaka yang berdagang di pelabuhan Malaka berkunjung
               ke kepulauan Banda setiap tahun. Untuk hal ini lihat. Tome Pires. Op.cit. Suma Oriental, hlm. 240
                   19  Selama perjalanan 3 bulan dengan membawa awak kapal 100 orang mereka memerlukan
               makanan yang memadai. Kegiatan awak kapal yang pokok dan tidak pernah disoroti adalah memasak
               makanan  seperti  menanak  nasi.  Untuk  menanak  nasi  adalah  perlunya  pengapian.  Pada  abad  ke-14
               sudah dipergunakan arang untuk mendapatkan api yang baik bagi memasak. Arang ini diproduksi secara
               masif di Cina. Ibid., Lombard. Op.cit. Nusa Jawa…Jilid II, hlm. 263.
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165