Page 210 - JALUR REMPAH
P. 210

196 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               budidaya  ikan di daerah  Lasem. Barangkali bisa dikatakan perkembangan
               perikanan berkaitan dengan loji-loji Islam yang pertama. 98




               Pelabuhan Demak


                   Masyarakat pelabuhan  Demak berkembang sekitar abad ke-14.  Demak
               berkaitan dengan tokohnya Raden Patah yang mendirikan kantor dagang
               baru di dekat Gunung Muria. Raden Patah tetap mempertahankan Majapahit,
               meskipun pindah ke Demak. Kemudian, menurut Lombard, kekuasaan Raden
               Patah digantikan oleh cucunya yang bernama Arya Sumangsang.  Ketika
                                                                                  99
               Tome Pires mengunjungi  Demak pada abad ke-15, dia mencatat bahwa
               “Demak memiliki sampai empat puluh kapal  jung yang telah memperluas
               kewibawaannya hingga ke  Palembang, Jambi,  pulau-pulau Menamby, dan
               sejumlah pulau lain di depan Tanjung Pura, yaitu  Bangka. Pada waktu itu,
               di  Demak terdapat tidak kurang dari “delapan sampai sepuluh ribu rumah
               dan tanah sekelilingnya menghasilkan  beras berlimpah-limpah, yang untuk
               sebagian besar diekspor ke bandar Malaka.  Selain itu, Demak menjadi salah
                                                         100
               satu kota pelabuhan penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa. Periode
               Islamisasi itu berlangsung pada masa Arya Sumangsang, yang ditandai dengan
               pembangunan masjid besar. Sunan Bonang yang pertama kali menjabat
               kedudukan  sebagai imamnya. Kemudian,  tersebarlah  dongeng bahwa
               pembangunannya selesai dalam satu malam saja berkat bantuan Wali Sanga,
               yang untuk kesempatan itu telah berkumpul di sana.
                                                                 101
                   Tome Pires, juga menonjolkan asal-usul kosmopolit komunitas pelabuhan
               Demak dan gejala akulturasi “generasi kedua”. Penguasa-penguasa patih itu
               belum lama menjadi orang Jawa, sebab mereka keturunan Cina, Parsi, Keling,


                     98 Kata  tambak  terkadang  berbentuk  Tamwak—ditemukan  dalam  epigrafi  sejak  abad  ke  9
               untuk  menamai “tanggul”, yakni pekerjaan umum yang bertujuan menahan air. Namun, artinya telah
               bergeser menjadi tempat memelihara ikan, dibangun di lahan berawa di pantai, diisi air payau, dan
               sangat baik untuk memelihara jenis ikan-ikan tertentu, terutama ikan bandeng. Ibid., Lombard, Nusa
               Jawa: Silang Budaya…Jilid II, hlm. 272.
                     99 Ibid., Lombard. Nusa Jawa: Silang Budaya….Jilid II, hlm. 44.
                     100 Ibid., Tome Pires. The Suma Oriental, hlm. 176-177.
                     101 Ibid., Lombard. Nusa Jawa: Silang Budaya….jilid II, hlm. 44.
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215