Page 42 - JALUR REMPAH
P. 42

28 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               berasal dari Dinasti Ming, 28 persen dari “Swatow,” dan kurang dari 1 persen
               dari Dinasti Yuan.
                                 28



               Pulau Banda : Kain Gujarat, Benggala, dan Koromandel


                   Di Kepulauan Maluku pada awal abad ke-15 dimulai era baru perniagaan
               kain pakaian atau tekstil yang diproduksi di tiga wilayah pesisir barat India.
               Ketiga wilayah penghasil tekstil itu adalah Gujarat, Koromandel, dan Benggala.
               Produksi  tekstil ini dibawa negeri asalnya ke  pelabuhan  Malaka Di bandar
               Malaka dilakukan alih muatan ke  kapal  jung-jung Jawa dan  Malaka dan
               kemudian menuju ke pelabuhan transit seperti Gresik untuk diseleksi kembali
               tekstil tersebut dan dijual ke pelabuhan Maluku dan Banda. Pola perniagaan
               ini mirip dengan perdagangan keramik yakni disalurkan kembali atau diekspor
               kembali dari pelabuhan Gresik ke pelabuhan Banda dan Maluku.

                   Gresik menjadi kota pelabuhan utama setelah adanya penguasa bernama
               Pati Yusuf. Pada akhir abad ke-15 di pelabuhan Gresik penguasa wilayah yang
               cukup berpengaruh  Pati Yusuf  mempunyai  jaringan perniagaan rempah-
                                              29
               rempah dengan kepulauan Maluku dan Banda. Situasi seperti ini menjadikan
               dia pedagang grosir rempah-rempah di pelabuhan Gresik. Pati Yusuf menerima
               rempah-rempah yang dibawa oleh orang-orang Banda dan Maluku.
                                                                                30
                   Setelah  pelabuhan  Malaka dikuasai oleh  Portugis tahun 1511 dan
               kekuasaan Portugis untuk mengontrol pelayaran perniagaan di Selat Malaka,
               maka Pati Yusuf melakukan pemberontakan. Pati Yusuf melakukan perlawanan
               terhadap pendudukan Malaka oleh Portugis karena kepentingan dia sebagai
               kapitalis yang menguasai distribusi rempah dan tekstil akan dihancurkan oleh
               Portugis. Pada abad ke-16 gejolak pasar yang terus menerus memunculkan
               kapitalisme saudagar rempah-rempah yang menguasai rute perniagaan Jawa

                   28  Pelaut Bugis yang melakukan distribusi porselen dan keramik Cina pada awal abad ke-15 ke
               pelabuhan Banda. Untuk hal ini lihat. Hadimulyono dan C.C. Macknight. Op.Cit., “Imported Ceramics ….”
               RIMA No. 17, 1983, hlm. 66-91
                   29  Pati Yusuf dianggap sebagai orang muda yang suka turut campur terkait dengan Malaka, dan dia
               peranakan setengah Melayu. Karena, koneksi bisnisnya, dia mampu melakukan monopoli perdagangan
               rempah-rempah Maluku. Ayah Pati Yusuf, Pati Adem berasal dari Gresik—memiliki tanah di sana—telah
               cukup lama menetap di Pelabuhan Malaka. Untuk hal ini lihat. Pires. Op.cit. Suma Oriental, hlm. 193.
                   30  Biasanya orang-orang Banda menumpuk terlebih dahulu cengkeh dari Ternate dan Tidore di
               pelabuhan Hitu sebelum dibawa ke pelabuhan Gresik. Pires. Ibid., Suma Oriental. hlm. 194.
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47