Page 44 - JALUR REMPAH
P. 44
30 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
dan Malaka. Tindakan dia direspons oleh Portugis dengan menghancurkan
armada jung Gresik yang berjumlah sekitar 40 kapal. Tidak lama kemudian,
pola perdagangan rempah-rempah dan tekstil antara Malaka-Jawa-Maluku
mengalami kemerosotan.
31
Sejak saat itu perniagaan rempah-rempah dan tekstil sepenuhnya diambil
oleh Portugis. Armada Portugis yang hadir pada 1512 di pelabuhan Banda juga
membawa tekstil produksi Benggala, Koromandel, dan Gujarat yang diminati
oleh penduduk Banda. Untuk lebih jelasnya pola perdagangan/pertukaran
rempah-rempah dan tekstil yang dibantu oleh pedagang Jawa dan Malaka
diuraikan di bawah ini.
Kain/tekstil berasal dari Gujarat, Koromandel dan Benggala merupakan
bukti perdagangan di Kepulauan Banda. Kain tenun katun dan sutra dari pesisir
barat India itu sangat ditunggu oleh penduduk Banda. Kain yang dipergunakan
untuk pakaian ini dibawa oleh pedagang-pedagang Gujarat ke Bandar Malaka
di sana ditumpuk untuk didistribusikan ke kepulauan Indonesia.
Tome´ Pires seorang ahli apoteker Portugis yang bekerja untuk Kerajaan
Portugis di Asia mencatat bahwa pedagang-pedagang Jawa dan Malaka setiap
tahun berlayar ke Maluku dan Kepulauan Banda membawa pakain katun dan
sutra dari Cambay , Koromandel dan Bengali. Perjalanan mereka ke pelabuhan
32
Banda melalui rute “Jawa” atau selatan yang dapat singgah di sejumlah bandar
di pelabuhan pantai utara Jawa seperti Jepara dan Gresik. Di Gresik mereka
33
menurunkan sebagian pakaian tenun yang dibawa dari Malaka. Kemudian,
melanjutkan pelayaran, singgah di Sumbawa dan Bima untuk mendapatkan
pasokan air dan makanan. Di sana, mereka juga membeli beras dan kain tenun
kasar yang juga diminati di Banda. Akhirnya, di pasar Kepulauan Banda, beras
dan kain tenun kasar mereka pertukarkan dengan pala dan fuli.
31 Hubungan perniagaan Malaka-Jawa-Maluku mengalami kemerosotan, setelah pedagangan
grosir di Gresik yang dipimpin Pati Yusuf melakukan perlawanan terhadap Portugis pada 1511-1512,
dan mengalami kekalahan. Dampak dari kekalahan pertempuran itu berpengaruh terhadap perniagaan
tekstil dan kain. Untuk hal ini lihat. M.A.P. Meilink-Roelofsz, Asian Trade and European Influence in The
Indonesian Archipelago Between 1500 and About 1630. The Hague: Martinus Nijhoff, 1962, hlm. 193.
32 Cambay adalah nama lain dari Gujarat. Pires. Op.cit. Suma Oriental. hlm. 190
33 Mereka singgah di Jepara biasanya untuk mendapatkan uang tembaga Cina yang bisa
dipergunakan untuk berdagang dengan Portugis. Untuk hal ini lihat. John Villiers. “Trade and Society in
The Banda Islands in The Sixteenth Century,” Modern Asian Studies, vol. 15, no. 4, 1981, hlm. 723-750.