Page 48 - JALUR REMPAH
P. 48
34 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
produksinya jauh melebihi konsumsi domestik—memungkinkan Jawa untuk
mengirimkan surplusnya ke negeri-negeri lain. Menurut Pires, beras Jawa
mempunyai 4 atau 5 jenis berwarna putih dan berkualitas baik. Sementara
45
itu kepulauan rempah sedikit memiliki bahan makanan. Penduduk Banda
pada abad ke 16 telah menukarkan rempah mereka yang berharga dengan
beras Jawa. Karena itu, perdagangan perantara yang ramai telah muncul di
pelabuhan-pelabuhan pesisir utara Jawa.
46
Seiring dengan kemajuan perniagaan dan pertukaran produksi pertanian
dan pelabuhan pada abad-15 di Maluku khususnya Banda berlangsung pula
budidaya pala di kepulauan Banda. Selain merawat pohon-pohon pala yang
telah berbuah, juga mereka melakukan perluasan penanaman pala di pulau-
pulau yang bisa ditanam seperti Pulau Ay, Run, dan Rozinguin. Bahkan, Pulau
Gunung Api menjadi lahan perluasan penanaman pala. Sebelumnya, area
sekitar Gunung Api menjadi tempat penanaman sayur-mayur dan sagu. Untuk
tambahan kekurangan makanan, penduduk melakukan pertukaran melalui
orang-orang kepulauan Seram dan Kei. Selain itu, tidak tersedianya beras
secara memadai di kepulauan Banda bukan hanya lahan terbatas, tetapi tidak
ada satupun aliran sungai yang mengalir di kepulauan tersebut.
Kebutuhan akan makanan pokok seperti beras terus meningkat
permintaannya seiring dengan pertumbuhan penduduk Banda. Pada abad ke-
15 penduduk kepulauan Banda telah mencapai 12.000 hingga 15.000 jiwa.
47
Sehingga orang-orang Banda membutuhkan beras sebagai makanan pokok
sehari-hari cukup banyak.
Selain Gresik pelabuhan di pesisir utara Jawa sebagai perniagaan beras
perantara untuk penduduk Banda, adalah Bandar Jepara. Pelabuhan Jepara
mengirim beras lima hingga enam puluh jung (sekitar 15.000 ton) per tahun
pada awal abad ke-16 untuk kepulauan Maluku dan Banda. Sementara itu,
pelabuhan Gresik mempersiapkan kapal-kapal layar yang berukurun 40-100
45 Pires. Op.cit. Suma Oriental, hlm. 180.
46 Pada awal abad ke-16 Jepara merupakan pemasok beras utama untuk kepulauan Banda dan
Maluku. Demikian pula, Jawa Timur pada abad ke-16 mengekspor beras ke kepulauan Maluku dan
Banda. Anthony Reid. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jilid 1: Tanah di Bawah Angin.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, hlm. 28.
47 Villie. Op.cit. Trade and Society…