Page 52 - JALUR REMPAH
P. 52
38 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
Verhooven dengan membawa 14 kapal dan 1000 prajurit ditambah dengan
86 orang serdadu bayaran Jepang. Verhooven di depan publik Banda
54
membacakan instruksi Heeren XVII untuk melakukan perdagangan monopoli
rempah-rempah baik dengan perjanjian maupun melalui tindakan kekerasan.
Selain itu, pejabat VOC di Lonthor memberikan hadiah kepada orang-orang
kaya yang bernilai 12.000 real. Dalam acara pemberian hadiah itu, para pejabat
VOC menuntut memberikan produksi pala dan fuli kepada mereka daripada
dengan Inggeris.
Pada awal 1609, Verhooven yang sudah tidak sabar atas pelanggaran
monopoli yang terus-menerus dilakukan oleh orang kaya, membuat dia
ingin menyelesaikan perundingan secepatnya. Seiring dengan itu Verhooven
membangun benteng Nassau di tepi pantai Neira. Pembangunan benteng itu
membuat orang kaya khawatir dengan ramalan kekuasaan rambut merah.
Mereka mengirim perwakilan untuk bertemu dengan Verhooven untuk
mengantakan sepakat dengan perundingan yang tempatnya ditentukan
Verhooven.
Setelah itu, Verhooven bersama pasukannya berangkat ke tempat
perundingan yang telah mereka sepakati bersama. Setelah tiba di tempat
perundingan Verhooven dan pasukan tidak melihat adanya kelompok orang
kaya. Dengan cepat Verhooven mengutus salah seorang prajurit untuk mencari
keberadaan mereka. Akhirnya ditemui keberadaan kelompok orang kaya di
tempat tersembunyi. Orang-orang kaya mengatakan bahwa mereka ketakutan
dengan pasukan yang dibawa oleh Verhooven. Mereka mengatakan agar
Verhooven datang ke tempat ini dengan beberapa pengawalnya saja. Kemauan
orang-orang kaya diikuti oleh Verhooven dengan hanya membawa beberapa
pengawal. Dalam perundingan tersebut Verhooven dan 26 pengawalnya
dibunuh. Pembunuhan itu disaksikan oleh Jan Pieterszoen Coen yang masih
muda sebagai pedagang VOC.
Perangkap yang jitu dari orang-orang kaya Banda membuat VOC mundur
ke Pulau Banda Neira. Mereka membuat perjanjian kepada penduduk Neira,
bahwa “Banda Neira untuk selama-lamanya dikuasai oleh kerajaan Kerajaan
Belanda”. Juga setiap kapal yang masuk ke Neira harus diperiksa di depan
54 Untuk hal ini lihat. Bernard H.M. Vlekke. Nusantara. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia, 2017, hlm. 148.