Page 57 - JALUR REMPAH
P. 57

Latar Belakang Historis Tiga Wilayah | 43


                 bangsa-bangsa barat seperti Portugis, Belanda dan Inggris bahwa penduduk
                 nusantara telah menjalin kontak dan hubungan niaga dengan bangsa-
                 bangsa lain. Kontak antara penduduk Nusantara dengan bangsa-bangsa lain
                 setidaknya tercatat dalam berbagai catatan yang ditulis oleh bangsa-bangsa
                 Arab, Cina atau India. Hubungan antarbangsa yang berlangsung di wilayah
                 Nusantara cukup luas, yakni membentang mulai dari bagian barat di Pulau
                 Sumatera hingga ke bagian timur di Kepulauan Maluku, Banda dan sekitarnya.
                 Cakupan  kontak  antarbangsa  di  wilayah  Nusantara  juga  meluas  hingga  ke
                 bagian utara mulai dari kawasan Asia Tenggara, Indocina hingga Cina, serta
                 ke bagian barat yaitu India hingga kawasan Timur Tengah dan Laut Tengah.
                 Hubungan antarbangsa sebelum tibanya bangsa-bangsa barat yang kemudian
                 mengukuhkan kolonialisme di berbagai wilayah Nusantara ini tidak semata
                 hanya  berurusan  dengan  keagamaan,  tetapi  juga  perniagaan.  Perniagaan
                 menjadi salah satu penghubung yang mempertemukan berbagai kepentingan
                 bangsa-bangsa di dunia hingga ke Nusantara.

                     Kontak antara Nusantara dan bangsa-bangsa lain seperti di atas setidaknya
                 membentuk suatu jalinan jejaring antarbangsa yang meluas dalam suatu
                 “jalur perniagaan” antara timur dan barat. Kapal-kapal kayu berukuran besar,
                 bergantung pada embusan angin musim, dengan puluhan orang di dalamnya
                 berbulan-bulan lamanya berlayar dari negeri asal mengarungi samudra dengan
                 muatan beragam komoditas unggulan yang laris di pasaran silih berganti
                 berlabuh dan bongkar-muat di  pelabuhan-pelabuhan  Nusantara. Logistik
                 selama pelayaran berupa makanan dan minuman, juga air bersih menjadi bagian
                 penting kesuksesan awak kapal mengarungi lautan untuk berniaga. Aktivitas
                 bongkar-muat komoditas di berbagai pelabuhan mulai dari India atau Cina
                 hingga ke wilayah Nusantara menjadi bagian kehidupan penduduk Nusantara
                 sepanjang abad ke-10 hingga ke-16, Kapal-kapal dari berbagai negeri atau
                 daerah-daerah di Nusantara setiap waktu hilir-mudik di perairan Nusantara
                 mengangkut berbagai barang seperti beras, kamper, pala, lada, cengkeh, kayu,
                 kapas, damar, dan hasil-hasil hutan dari berbagai tempat di Nusantara untuk
                 kemudian diperjual-belikan atau dipertukarkan dengan produk-produk asing
                 seperti kain, keramik, dan produk logam baik yang ada di Cina, India, maupun
                 dunia Arab. Barang-barang tersebut merupakan komoditas yang dibutuhkan
                 dan diperjual-belikan dalam transaksi antarbangsa. Komoditas unggulan
                 lain seperti emas, keramik dan tekstil juga merupakan barang dagangan lain
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62