Page 61 - JALUR REMPAH
P. 61
Latar Belakang Historis Tiga Wilayah | 47
dagangan unggulan di pasaran berasal dari daerah pedalaman atau hulu sungai
Batang Hari. Pengangkutan lada dari wilayah hulu menuju hilir bertumpu pada
transportasi sungai di wilayah bagian tengah Sumatera seperti halnya Jambi. Di
perairan sungai Batang Hari mampu dilayari oleh kapal-kapal hingga bobot 20
ton dengan jarak tempuh hingga 300 km ke arah hulu. Batang Hari mempunyai
banyak anak sungai yang juga menjadi urat nadi pelayaran dan perniagaan di
Jambi antara lain Sungai Tembesi, Merangin, Bungo, Tebo. Anak-anak Batang
Hari itu hingga kini masih digunakan oleh penduduk untuk melakukan
berbagai aktivitas termasuk misalnya mengangkut hasil-hasil perkebunan atau
pertanian dari hulu menuju hilir. Sungai terpanjang ini berujung pada pantai
timur Sumatera, sekaligus menghubungkan wilayah Jambi dengan laut lepas
dan Selat Malaka yang tergolong sangat sibuk dan padat dengan kapal-kapal
berbagai ukuran dan muatan.
Berita-berita tentang Sumatera dan denyut kehidupan masyarakat serta
peradabannya disampaikan oleh para pengelana dari Cina, India, dan juga
Arab. Salah satu berita tentang Sumatera berasal dari abad pertama Masehi yang
ditulis oleh Ptolomeus yang menyebut nama Barus sebagai nama pelabuhan di
wilayah pesisir barat Sumatera. Barus memang terkenal dengan hasil hutannya
berupa kamper yang juga dikenal masyarakat sebagai kapur Barus, bahkan
hingga masa sekarang. Letak Barus yang termasuk dalam jejaring pelayaran
dan perniagaan dari India atau Cina ke Nusantara, juga karena letak tempat
tersebut yang berdekatan dengan Aceh sebagai kerajaan penting dan Selat
Malaka sebagai di pintu masuk jalur pelayaran timur-barat ini menjadikan
daerah penghasil kamper ini dikenal luas dalam komunitas antarbangsa. Hasil
hutannya berupa kamper menjadi komoditas utama dan dibutuhkan oleh
para saudagar. Kendati letak Barus cukup jauh dari Selat Malaka, daerah ini
mempunyai sejarah yang panjang dalam kontak dengan bagian barat India dan
negeri-negeri lain yang datang-pergi melintasi Samudra Hindia atau perairan
Nusantara. 61
Para saudagar yang menuju Sumatera dari India yang semula bertujuan
mencari hasil-hasil hutan yang sangat diminati misalnya damar, kamper, dan
kemenyan, dalam perkembangannya kemudian berkembang membawa tujuan
61 Lihat Jane Drakard. “An Indian Ocean Port: Sources of the Earlier History of Barus,” Archipel,
Vol 37, 1989, hlm 53-82; Claude Gulliot (Ed.). Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, École française d’Extrême Orient, Pusat Arkeologi Nasional, 2014.