Page 59 - JALUR REMPAH
P. 59

Latar Belakang Historis Tiga Wilayah | 45


                 pantai atau  perairan  Nusantara selama berbulan-bulan.  Pelayaran dengan
                 mengandalkan  angin musim juga menuntut suatu persediaan logistik yang
                 cukup agar bisa tiba di tempat tujuan tanpa kekurangan apa pun. Dari
                 wilayah barat, berbagai kapal bersandar atau berlabuh sebelum melanjutkan
                 perjalanannya menuju daerah-daerah lain di sepanjang pesisir barat Sumatera
                 untuk menuju ke Pulau Jawa dengan menyusuri pantai barat Sumatera, atau
                 menuju Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan bagian timur Nusantara.
                 Dalam pelayaran ini, pelayaran dengan menyusuri bagian barat atau timur
                 Sumatera menjadi jalur bagi kapal-kapal itu untuk menuju berbagai daerah di
                 Nusantara. Kota-kota yang berada dalam lintasan atau berlabuh bagi kapal-
                 kapal itu kemudian berkembang dan dihuni berbagai etnis atau suku. Malaka,
                 Aceh, Jambi, Palembang dan kota-kota pelabuhan di pantai barat Sumatera
                 contohnya menjadi kota-kota yang dihuni oleh beragam etnis. Suku  Bugis
                 termasuk salah satu yang tinggal di berbagai kota pelabuhan, termasuk Jambi
                 di sekitar pantai timur Sumatera. Suku Bugis dikenal luas di berbagai kawasan
                 pesisir dan hampir setiap kota dapat ditemukan orang Bugis, begitu pula halnya
                 dengan masyarakat Tionghoa dan Arab. Kapal-kapal yang masuk ke perairan
                 Nusantara dari India tidak hanya melintasi pantai timur Sumatera, tetapi juga
                 menyusuri pesisir barat Sumatera kemudian melintasi  Selat  Sunda sebelum
                 menuju Banten dan tempat-tempat lainnya di Pantai Utara Jawa atau kota-kota
                 lain.

                     Dalam  historiografi  tradisional  Minangkabau,  pantai  timur  Sumatera
                 terutama pantai timur bagian tengah dikenal pula sebagai daerah rantau
                 mereka dan disebut sebagai rantau hilir.  Dalam pandangan orang Minangkau
                                                       60
                 dikenal dua rantau (rantau nan duo) yaitu  rantau hilir dan  rantau pesisir.
                 Rantau hilir meliputi daerah yang terletak di sepanjang sungai-sungai besar
                 yang bermuara ke  Selat Malaka di pesisir timur seperti Sungai  Kampar,
                 Batanghari, Rokan, Siak dan Indragiri. Umumnya kawasan di sepanjang aliran
                 sungai  tersebut  merupakan  daerah  rantau  orang  Minangkabau.  Sebagian
                 besar wilayah Jambi dan juga Riau sejak dulu menjadi daerah rantau orang
                 Minangkabau. Sedangkan  rantau pesisir yakni semua kawasan rantau di
                 pantai barat Sumatera mulai dari Muko-muko di selatan, Inderapura, Ulakan,



                    60  Lihat Mestika Zeid, Saudagar Pariaman: Menerjang Ombak Membangun Maskapai. Jakarta:
                 LP3ES, 2017, hlm 16-24; Gusti Asnan. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Yogyakarta: Ombak, 20017,
                 hlm 53-54.
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64