Page 54 - JALUR REMPAH
P. 54
40 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
orang-orang Inggeris mundur ke Pulau Run. Ekspedisi yang menentukan untuk
menaklukkan penduduk Kepulauan Banda terjadi pada April 1621. Ekspedisi
penaklukkan ini dipimpin oleh oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoen Coen
yang bertolak dari Pelabuhan Batavia menuju Ambon. Di kota Ambon, Coen
merencanakan dengan menyusun kekuatan sekitar 1500 serdadu ditambah
puluhan tentara bayaran Jepang. Setelah itu, armada berangkat menuju
kepulauan Banda Besar yang berlabuh di Lonthoir. Pasukan berpencar dan
melakukan penyerbuan ke beberapa titik secara serentak yang membuat orang-
orang Banda bingung, sebenarnya serangan diarahkan ke mana. Tidak lama
kemudian, pelabuhan Selamon yang tidak begitu kuat jatuh ke tangan Belanda.
Setelah dua minggu lebih orang-orang Belanda menduduki Lonthoir membuat
penduduk Banda kocar-kacir. Masyarakat Banda yang sebelum penyerangan
Belanda berjumlah 15.000 jiwa pada Mei 1621 tersisa 1000 orang. Selebihnya
melarikan diri dan mengungsi ke Pulau Seram, Kei, Aru dan Tanimbar. Sekitar
ratusan orang, karena berdesakan di perahu tenggelam di laut. Sisa sekitar
1000 orang dibawa ke Batavia untuk menjadi budak dan tinggal di kampung
Bandan. Namun demikian di kemudian hari, orang-orang Banda di Batavia
55
dikembalikan ke Banda untuk melatih perkenier dan budak di sana untuk
menanam pala yang baik.
56
Kekejaman yang luar biasa dilakukan oleh J.P. Coen terhadap orang-
orang kaya dengan memasukkan ke kapal Dragon dan berlayar ke Neira untuk
membawa mereka ke Benteng Nassau. Terdapat 44 orang kaya yang dibawa dari
Lonthoir, kedua tangan mereka diikat erat-erat dan dimasukkan ke kerangkeng
bambu. Kemudian, bagian tubuhnya seperti tangan, kaki dan kepala dimutilasi
oleh tentara Jepang. Peristiwa pembantaian tak berperikemanusiaan ini
disaksikan oleh orang tua, istri dan anak-anak korban agar mereka di masa
depan jera untuk melawan kekuasaan Belanda. Peristiwa ini juga disiarkan
57
dengan cepat ke penduduk Inggeris di Pulau Run. Mereka merespons berita
55 Orang-orang asli Banda menyebut identitas mereka sebagai Wandan, sesuai dengan dialek
bahasa mereka. Terdengar oleh orang Betawi menjadi Bandan. Di Batavia tiga belas “orang kaya” telah
dihukum mati, karena bersama dengan beberapa orang Jawa terlibat dalam dalam suatu komplotan
untuk membunuh Coen. Untuk hal ini lihat. Hanna. Op.cit. Kepulauan Banda.., hlm. 57.
56 Lima ratus tiga puluh orang Banda yang rindu kampung halaman, melarat dan menimbulkan
banyak kesulitan kemudian dikirim kembali ke Banda. Untuk hal ini lihat. Bernard H.M. Vlekke.
Nusantara: A History Of The East Indian Archipelago. Mass: Cambridge Press, 1943, hlm. 342.
57 Replika lukisan dari suasana pembantaian orang-orang kaya itu yang berlangsung di Benteng
Nassau terdapat di Museum Yayasan Warisan Budaya dan Sejarah Banda.