Page 68 - JALUR REMPAH
P. 68
54 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI
Zabak dengan bangsa-bangsa lainnya. Berbagai pelukisan Zabak dalam catatan
di atas juga dilengkapi oleh catatan lain dari Edrisi pada 1154 yang menyebut
Zabak dalam kaitannya dengan politik di Cina. Ia mencatat Zabak menempati
posisi penting sewaktu Cina mengalami pergolakan di dalam negerinya. Mereka
memindahkan penduduknya ke Zabak dan pulau-pulau lain yang tergantung
kepada kota ini. Zabak dinilai sebagai tempat yang aman dan tentram bagi
penduduk Cina. Pada akhir abad ke-13, seiring meredupnya kekuasaan
70
Sriwijaya di kawasan Sumatera, Zabak dikatakan tidak ada lagi. Hal itu mungkin
dapat dibaca bahwa Zabak tidak lagi berperan dalam perkembangan di wilayah
bagian tengah dan selatan Sumatera, serta pantai timur Sumatera.
Pulau Jawa
Jejak-jejak peradaban yang tumbuh dan berkembang di sekitar sungai
dan pesisir Jawa terlihat misalnya di pantai utara Jawa dan Lasem di Jawa
Tengah. Orang Belanda yang pertama kali datang ke Nusantara menyatakan
bahwa Lasem –yang terletak di antara Tuban dan Jepara dan dekat dengan
hutan jati Rembang adalah pusat industri galangan kapal. Adanya galangan
kapal ini setidaknya memperlihatkan Lasem menempati kedudukan penting
sebagai wilayah pesisir bagi kota-kota di sekitar pantai utara Jawa atau lainnya.
Keberadaan galangan kapal itu juga menunjukkan bahwa Lasem menjadi
kota penting bagi industri perkapalan Jawa khususnya di masa lampau. Letak
pelabuhan Lasem di sekitar Bonang saat ini, yang juga menjadi pelabuhan
penting dan besar di masa lampau, memperlihatkan bahwa aktivitas di
pelabuhan ini masih berlangsung dan akses menuju laut lepas di utara Jawa
memungkinkan kapal-kapal besar berlabuh di Lasem. Galangan kapal dan
juga pelabuhan Lasem setidaknya menjadi faktor penting bagi perkembangan
Demak, yang mempunyai kapal-kapal untuk mengangkut hasil-hasil pertanian
dari daerah pedalamannya terutama beras kemudian menjualnya di bagian
lain di Nusantara melalui Lasem. Selain itu, industri kapal Lasem ini juga
memungkinkan Demak membangun dan melengkapi armadanya utuk
melakukan ekspedisi ke berbagai wilayah lain. Di bagian timur Nusantara,
70 Coedes, Asia Tenggara Masa Hindu-Budha, hlm 233.