Page 70 - JALUR REMPAH
P. 70

56 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               yang bernama Sanna. Dalam hal ini disebutkan Prasasti Canggal negeri Medang
               didirikan pada 717 atau awal abad ke-8. Kerajaan Sanjaya berlokasi di dataran
               tinggi Dieng, tidak diketahui secara pasti kapan raja Sanjaya berkuasa.

                   Kemudian, periode Tawnlang-Kahuripan merupakan periode minimnya
               informasi nama-nama rajanya dan lamanya memerintah. Bukan hanya
               sedikitnya  prasasti yang diproduksi dalam  kerajaan Tawnlang-Kahuripan,
               namun juga banyak periode kosong yang berdampak tidak tampak pergantian
               dari satu  raja ke  raja lainnya. Kekosongan ini mungkin disebabkan oleh
               banyaknya pertempuran dan bencana alam. Sepanjang sejarah kerajaan Jawa,
               hanya Kahuripan yang semasa penyelenggaraan pemerintahannya dari tahun
               1019 hingga 1042 hanya dikuasai oleh seorang  raja yaitu  Airlangga Putra
               Udayana. 74

                   Pusat-pusat  kerajaan Jawa kuno  meliputi rentang waktu mulai  kerajaan
               Mataram  tahun  732  M  hingga  Majapahit  yang  berakhir  pada  1486.   Dari
                                                                                   75
               rentang waktu 754 tahun itu mencakup dua periode wilayah yakni: Periode
               Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terutama pada kurun kerajaan Mataram, pusat
               kerajaan berada di wilayah Jawa Tengah. Akhir dari periode ini ditandai dengan
               perpindahan pusat  kerajaan ke bentang geografi  Jawa Timur yang meliputi
               seluruh  kerajaan berikutnya. Dengan demikian, periode-periode  kerajaan
               sejak Tamwlang-Kahuripan hingga kerajaan Majapahit kerap disebut sebagai
               periode Jawa Timur. 76

                   Sebelum abad ke-10, pusat-pusat kerajaan di Jawa berada di sekitar wilayah
               persawahan yang subur di pedalaman bagian tengah pulau itu. Pada abad ke-
               10, pusat-pusat kerajaan kuno bergeser ke timur; awalnya ke Kediri di bagian
               barat propinsi Jawa Timur sekarang. Kemudian, pada awal abad ke-13 pindah
               ke Singhasari, sebuah kota yang terletak di ujung barat Pegunungan Semeru.
               Perpindahan ke Timur ini mungkin berkaitan dengan semakin meningkatnya
               perniagaan rempah-rempah dengan pulau-pulau di Indonesia bagian timur, di


                   74   Sanggaramawijaya  Tunggadewi  yang  merupakan  putra  sulung  Airlangga  tidak  berkenan
               menjadi raja Kahuripan, melainkan sebagai pertapa bergelar Dewi Killi Suci. Achmad. Ibid., Raja-Raja
               Jawa…, hlm. 12.
                   75  Untuk hal ini lihat. Supratikno Rahardjo. Peradaban Jawa. Dari Mataram sampai Majapahit
               Akhir. Depok: Komunitas Bambu, 2011, hlm. 53.
                   76  Rahardjo. Ibid., Peradaban Jawa…, hlm. 54.
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75