Page 15 - Bibliografi Beranotasi Naskah Kesultanan Siak Sri Indrapura
P. 15
Selat Malaka. Setelah keberhasilan ini maka Raja Haji pun
melanjutkan operasinya untuk menyingkirkan Belanda di
perairan Riau. Ia pun menyerang Malaka. Tetapi ternyata
nasib berbicara lain. Persis di saat penyerbuan itu pula –
tanpa diduga—armada Belanda yang dipersenjatai lengkap
mendarat di pelabuhan Malaka. Maka perang pun semakin
hebat tetapi kekuatan Belanda yang segar menyebabkan
terdesaknya pasukan Melayu. Di saat perang sedang berada di
puncaknya ini Raja Haji – dengan “keris di tangan kanan dan
sebuah buku di tangan kiri—sebagaimana Tuhfat-an Nafis –
melukiskannya gugur dalam pertempuran (1645).
Maka begitulah sejak peristiwa itu Raja Haji pun dikenal
sejarah dengan nama Raja Haji Fi Sabilillah. (Pada tahun
1997 Presiden Republik Indonesia dengan resmi menetapkan
Raja Haji sebagai seorang Pahlawan Nasional). Meskipun
kemudian, Belanda berhasil menguasai kepulauan Riau, tetapi
sejak awal abad 19 pulau Penyengat telah dikenal sebagai
pusat sastra dan pengetahuan ke-Melayu-an. Salah seorang
pengarang yang terkenal ialah Raja Ali Haji ibn Ahmad (1808-
1873), sejarawan dan ahli bahasa dan sastra Melayu, yang
antara lain telah menghasilkan karya monumental Tuhfat an
Nafis (Pemberian yang berharga) di samping telah diterbitkan
dalam tulisan asli (Arab) dan versi tulisan Latin, naskah
inipun telah pula diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
-- The Precious Gift-- oleh Virginia Matheson dan Barbara
Watson Andaya (1982). Maka bisalah dipahami juga betapa
peristiwa penyerbuan Melayu/Penyengat dan kisah tewasnya
Raja Haji adalah bagian yang mengharukan dalam buku ini.
Tentu bisa dibayangkan juga bahwa versi bahasa Inggris ini
bukan saja disertai cacatan kaki yang menjelaskan kejadian
yang dikisahkan tetapi juga dilengkapi dengan angka-angka
tahun dari peristiwa yang dikisahkan.
Ketika aliansi Melayu-Bugis berhasil mengalahkan Raja
Kecik yang telah menasbihkan dirinya sebagai –kalau kisah
yang sempat terputus ini dilanjutkan lagi-- Raja Kecik pun
mengundurkan diri ke Siak dan menjadikan wilayah di bagian
Timur dari pulau Sumatra ini sebagai kesultanan Siak Sri
BIBLIOGRAFI BERANOTASI NASKAH 3
KESULTANAN SIAK SRI INDRAPURA