Page 22 - Jabar_Si Buncir_Asep Rahmat Hidayat.pdf
P. 22

mengangkat bubunya. Namun, bukan ikan yang


                    terperangkap, melainkan seekor  anggay-anggay

                    yang bergerak-gerak berusaha keluar dari bubu.


                           Sejak itu, si Buncir tidak pergi lagi ke sungai. Ia


                    memelihara anggay-anggay itu sebagai peliharaan.

                    Ia membawa  anggay-anggay itu di dalam batok


                    kelapa. Setiap hari, ia hanya bermain  anggay-

                    anggay.


                           Ki Jukut bukannya tidak mengetahui kesukaan

                    anaknya. Namun, ia tidak memiliki uang untuk


                    membeli ikan. Ia juga seharian mencari rumput

                    dan tidak memiliki waktu luang untuk menangkap


                    ikan.

                           Ketika melihat si Buncir hanya bermain anggay-


                    anggay, bapaknya berkata kepadanya, “Nak, lebih

                    baik kamu ikut bapak menyabit rumput daripada


                    bermain terus dengan anggay-anggay. Jika rumput


                    dijual, kamu tentu memiliki uang untuk membeli

                    ikan kesukaanmu.”

                           “Baiklah, Bapak, besok aku ikut menyabit


                    rumput,” jawab si Buncir.






                                                          12
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27