Page 24 - Jabar_Si Buncir_Asep Rahmat Hidayat.pdf
P. 24

´$GXK  QHQHN PLQWD PDDI  &X 7DGL QHQHN SHUJL


                    ke jamban, saat kembali seekor ayam memakan

                    peliharaanmu.”


                           Si Buncir menangis sejadi-jadinya. Ia meminta


                    ayam yang memakan  anggay-anggay itu sebagai

                    pengganti anggay-anggay-nya yang mati.


                           Neneknya merasa kasihan melihat si Buncir.

                    6DPELO  VHNDOL  ODJL  PHPLQWD  PDDI   LD  PHPEHULNDQ


                    ayam itu kepada si Buncir.

                           Keesokan harinya, si Buncir pergi lagi


                    bersama bapaknya untuk menyabit rumput. Ia

                    bingung dengan peliharaannya. Ia tidak mau lagi


                    menitipkan peliharaannya kepada neneknya.

                           Ia melihat ada seorang perempuan yang sedang


                    menumbuk padi. Ia menghampiri perempuan itu.

                           “Bibi, bolehkah aku menitip ayam ini sebentar


                    VDMD"µ


                           ´0HPDQJQ\D 8MDQJ PDX NH PDQD"µ

                           “Aku hendak menyabit rumput bersama

                    bapak.”










                                                          14
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29