Page 59 - Jabar_Si Buncir_Asep Rahmat Hidayat.pdf
P. 59
kampung halamannya mulai sering mengganggu
pikirannya. Ia berpikir untuk menemui bapaknya.
6XDWX KDUL 0D\DQJVDUL WHUEDQJXQ GDUL WLGXU
dan tak mendapati suaminya. Ia segera keluar
dari kamar dan mendapati suaminya sedang duduk
termenung sendiri. Raut mukanya terlihat sedih.
´6XDPLNX DSD JHUDQJDQ \DQJ NDXSLNLUNDQ"µ
tanyanya.
“Istriku, entah mengapa, aku teringat bapakku
di Ciherang.”
“Sekian lama aku meninggalkan bapakku dan
kini rindu menderaku.”
´0HQJDSD ULVDX VXDPLNX" 8QGDQJODK EDSDN
ke istana.”
“Hmmm, jika bapak mendengar kisahku,
PXQJNLQNDK LD PHPHUFD\DL DSD \DQJ NXDODPL"µ
´0XQJNLQNDK LD DNDQ PHQJLQJDWNX GDQ PDX
PHQHPXLNX"µ 'HPLNLDQ JXPDPQ\D GDODP KDWL
Setelah sekian lama berpikir, ia akhirnya
menyetujui usul istrinya. Ia akan menyuruh Ki
Lengser untuk menemui bapaknya.
49

