Page 64 - Jabar_Si Buncir_Asep Rahmat Hidayat.pdf
P. 64

“Iya, Bapak, ini aku, anakmu. Bertahun-tahun


                    lalu aku meninggalkan Bapak dan tiba di Kerajaan

                    Salaka.”


                           ´6LDSDNDK RUDQJ WXD LWX" 0XQJNLQNDK LWX EDSDN


                    VXDPLNX"µ  JXPDP  0D\DQJVDUL  VDPELO  EHUMDODQ

                    menghampiri mereka.


                           0HOLKDW  NHGDWDQJDQ  LVWULQ\D   *DQGDUDVD

                    segera          memanggil            dan        memperkenalkannya


                    kepada bapaknya.

                           “Bapak, ini anakmu, istriku, putri Raja Salaka


                    terdahulu.”

                           0DQ\DQJVDUL  EHUVLPSXK  GDQ  PHQ\DPSDLNDQ


                    sembah hormat kepada Ki Jukut.

                           0HUHND            EHUSHOXNDQ             VDPELO          PHQDQJLV


                    Perpisahan bertahun-tahun menyebabkan air

                    mata tertumpah karena rasa rindu.


                           Raja Gandarasa alias si Buncir menceritakan


                    perjalanan hidupnya sejak meninggalkan Ciherang

                    sampai ia menjadi raja di Kerajaan Salaka.

                           “Syukurlah,              Nak!          Hidupmu              bertemu


                    kebahagiaan. Bertahun-tahun, bapak merasa






                                                          54
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69