Page 127 - SEJARAH NASIONAL INDONESIA KELAS XI SEMESTER 1
P. 127

4.   Perang Diponegoro

                       Sebelum mempelajari bagaimana Perang Diponegoro itu berlangsung, coba
                       renungkan beberapa beberapa pertanyaan berikut!
                       »    1)    Siapakah Pangeran Diponegoro itu?


                            2)    Benarkah   Pangeran Diponegoro  pejuang  yang cinta tanah
                                  air?
                            3)    Buktikan bahwa Pangeran Diponegoro memperjuangkan nilai-
                                  nilai kemanusiaan!
                            4)    Benarkah  Pangeran  Diponegoro  merupakan  pemimpin  dan
                                  pejuang yang sangat menghargai  kerja sama dengan sesama
                                  pejuang?
                            5)    Buktikan bahwa  Pangeran  Diponegoro  adalah seorang
                                  pemimpin bukan sekadar manajer !
                            6)    Dalam berjuang  Pangeran Diponegoro  tetap mendasarkan
                                  pada  nilai-nilai  kesyukuran  dan  keimanan.  Coba  tunjukkan
                                  buktinya!

                       Memasuki  abad ke-19, keadaan di Jawa khususnya  di Surakarta dan
                       Yogyakarta semakin memprihatinkan. Intervensi pemerintah kolonial terhadap
                       pemerintahan lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada dan
                       atau dapat melahirkan konflik baru di lingkungan kerajaan. Hal ini juga terjadi
                       di Surakarta dan Yogyakarta. Campur tangan kolonial itu juga membawa
                       pergeseran adat  dan budaya  keraton yang
                       sudah lama ada di keraton bahkan melahirkan
                       budaya Barat yang tidak sesuai  dengan
                       budaya Nusantara, seperti minum-minuman
                       keras. Dominasi pemerintahan kolonial juga
                       telah menempatkan rakyat sebagai objek
                       pemerasan, sehingga semakin menderita.
                       Pada waktu itu pemerintah kerajaan
                       mengizinkan perusahaan  asing menyewa
                       tanah untuk kepentingan perkebunan.
                       Pada umumnya  tanah itu disewa dengan
                       penduduknya sekaligus. Akibatnya, para
                       petani  tidak dapat mengembangkan  hidup
                       dengan pertaniannya, tetapi justru menjadi   Sumber: Jejak-Jejak  Pahlawan:
                                                                                       hingga
                                                                         Sultan
                                                                                Agung
                                                                    Dari
                       tenaga kerja paksa. Rakyat  tetap hidup      Hamengku Buwono IX, 1992.
                                                                    Gambar   2.23    Pangeran
                                                                    Diponegoro.

                                                                                          119
                                                                             Sejarah Indonesia
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132