Page 28 - Pancing 2009
P. 28

4. HUHATE




                            Huhate atau pole and line sangat populer digunakan untuk menangkap ikan cakalang
                        (Katsuwonus  pelamis).  Jenis  alat  ini  banyak  digunakan  pada  daerah-daerah  yang

                        penyebaran ikan cakalangnya besar di Indonesia bagian timur, seperti perairan Banda,
                        Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Samudera Pasifik, utara Irian Jaya, dan

                        Selat Makassar (Uktolseja, 1989).

                            Kelebihan utama hasil tangkapan huhate adalah kondisi ikan masih dalam keadaan
                        segar, karena ikan langsung diangkat dari laut ke kapal. Penanganan yang baik di atas

                        kapal menjadikan ikan hasil tangkapan berada dalam kondisi yang lebih baik. Tak heran
                        jika harga jual ikan cakalang hasil tangkapan huhate relatif lebih tinggi dibandingkan

                        dengan hasil tangkapan jenis-jenis alat tangkap lainnya.

                        4.1. Konstruksi Huhate



                            Bagian utama pancing huhate terdiri atas joran yang terbuat dari bambu, tali pancing
                        dan kail berikut umpan buatan. Joran terbuat dari batang bambu dengan panjang 2,5 – 4

                        m. Tali pancing terdiri atas 3 bagian, yaitu tali kepala, tali utama dan tali pengikat kail.

                        Tali kepala terdapat pada ujung joran, berukuran panjang 10-15 cm,  berdiameter 0,25-0,5
                        cm dan terbuat dari polyethylene (PE) monofilament nylon. Tali utama terbuat dari PE

                        monofilament nylon dengan diameter 0,25 cm dan panjang antara 1,5-2,2 m.  Adapun tali

                        pengikat kail berupa tali polyamide (PA) monofilament nylon No. 500 dengan panjang
                        15-30 cm (Permadi, 2004).

                            Kail yang digunakan bernomor 5. Bahan kail adalah baja tahan karat dengan bagian
                        pangkalnya dilapisi timah. Penggunaan timah dimaksudkan untuk menghasilkan kilap,

                        sehingga menyerupai kepala ikan kecil. Kail tidak memiliki kait balik. Untuk membentuk
                        umpan  tiruan,  pada  pangkal  kail  ditambahkan  bulu  ayam  dan  bagian  luarnya  dilapisi

                        dengan  plastik  tali  rafia.  Warna  tali  rafia  adalah  merah  muda,  sedangkan  bulu  ayam

                        berwarna  kecoklatan  (Ilyas,  2003).  Syafrie  (2008)  menginformasikan  bahwa  warna
                        umpan tiruan disesuaikan dengan ikan yang menjadi makanan cakalang, yaitu merah (ikan

                        rambe – Dipterygonotus balteatus), perak (ikan teri – Stelophorus spp.), dan hijau (ikan




                                                                                                           17
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33