Page 28 - E-BAI_Hikayat
P. 28

Hikayat (cerita rakyat)/e-modul bahasa Indonesia/kelas X










                                                               Tersebutlah        kisah    seorang  yang
                                                               terkenal  kehebatannya,  ia  mampu

                                                               menyemburkan              api          untuk

                                                               mengalahkan        musuh-musuhnya.        Ia
                                                               berumah di atas pohon Beran Tanyit.

                                                               Orang  itu  bernama  Tamen  Bungan
                                                               Apui  Jupan.  Namun  banyak  orang

                                                               tidak       surut      untuk      mencoba
                                                               kehebatannya  atau  menaklukannya.

                                                               Salah satunya adalah Tamen Awing.
               Jiwen. la berencana melakukan serangan kepada Bungan Apui.

                   Suatu ketika, Tamen Awing menyampaikan keinginannya itu kepada istrinya
              yang sedang hamil. "Tundalah rencanamu sampai aku melahirkan. Apalagi dalam

              tradisi, ada pantangan suami tidak boleh pergi perang ketika istrinya hamil,"
              kata Tinen Awing.

                      Peringatan  itu  tak  mampu  menggoyahkan  keinginan  Tamen  Awing.  "Kalau
              engkau tetap berniat pergi, mintalah nasihat terlebih dahulu kepada Pampoq

              Umpen Atan. Pergilah ke rumahnya untuk meminta nasihat," ujar Tinen Awing.
                   Beberapa hari kemudian, la pergi ke rumah Pampoq Umpen Atan tetua adat

              di  kampung.  Setelah  mendengar  maksud  Tamen  Awing,  berkatalah  Pampoq,
              "Baiklah kalau itu maksudmu. Aku akan mencari petunjuk dahulu. Pulanglah kamu

              sekarang, besok kembali lagi ke sini."

                      Pada  hari  berikutnya,  datanglah  Tamen  Awing  untuk  mendengarkan  hasil
              ritual  yang  telah  dilakukan  Pampoq.  "Lihatlah,  tidak  satu  setetes  darah  pun
              keluar dari leher ayam ini. Itu pertanda, engkau harus menunda rencanamu,"

              ujar  Pampoq  menasihati.  Tamen  Awing  sudah  menduga  apa  yang  akan

              disampaikan  Pampoq.  Keinginannya  tidak  bisa  dibendung  lagi.  Tamen  Awing
              tetap akan melakukan penyerangan.

               Pampoq berpikir Tamen Awing tidak bisa melakukan penyerangan sendiri. la
              harus  ditemani  karena  jika  terjadi  sesuatu  tidak  ada  orang  yang  memberi

              kabar pada istri Tamen Awing.








                E-BAI (E-Modul Bahasa Indonesia) "Hikayat"                                              27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33